Konten dari Pengguna

5 Seni Pertunjukan untuk Menyebarkan Islam di Nusantara

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
22 November 2024 23:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Seni Pertunjukan untuk Menyebarkan Islam di Nusantara, Unsplash/Lighten Up
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Seni Pertunjukan untuk Menyebarkan Islam di Nusantara, Unsplash/Lighten Up
ADVERTISEMENT
Seni pertunjukan untuk menyebarkan Islam di Nusantara memadukan keindahan budaya lokal dengan pesan-pesan religius yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Sejarah Dakwah di Nusantara, Novianto Puji Raharjo, (2024), seni, musik, dan budaya lokal sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam.

Seni Pertunjukan untuk Menyebarkan Islam di Nusantara

Ilustrasi Seni Pertunjukan untuk Menyebarkan Islam di Nusantara, Unsplash/Mufid Majnun
Seni pertunjukan yang digunakan untuk menyebarkan Islam di Nusantara memiliki peran penting, terutama melalui pendekatan budaya yang akrab dengan masyarakat lokal. Berikut adalah seni pertunjukan untuk menyebarkan Islam di Nusantara.

1. Wayang Kulit

Wayang kulit menjadi salah satu media utama dalam penyebaran Islam, terutama di Pulau Jawa. Tradisi wayang, yang sebelumnya digunakan dalam ritual Hindu-Buddha, diadaptasi oleh Wali Songo agar selaras dengan ajaran Islam.
Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Wali Songo, mengganti cerita Mahabharata dan Ramayana dengan kisah-kisah Islami seperti cerita Nabi dan ajaran moral Islam.
ADVERTISEMENT
Figur wayang pun diubah agar tidak menyerupai manusia, sesuai ajaran Islam yang melarang penggambaran manusia secara nyata.

2. Tari dan Musik Gamelan

Gamelan, yang sebelumnya menjadi bagian dari ritual adat Hindu-Buddha, diadaptasi oleh Wali Songo untuk mendukung syiar Islam.
Sunan Kalijaga sering memanfaatkan gamelan untuk mengiringi tembang-tembang Islami, seperti “Lir-Ilir,” yang berisi pesan spiritual dalam bentuk metafora.
Selain itu, gamelan digunakan sebagai pengiring dalam acara-acara keagamaan seperti pengajian dan peringatan Maulid Nabi.

3. Tari Saman

Di Aceh, Tari Saman diciptakan oleh Syekh Saman sebagai sarana dakwah. Tarian ini mengombinasikan gerakan dinamis dengan syair-syair Islami yang berisi pujian kepada Allah dan nasihat moral.
Tari Saman sering dipertunjukkan dalam acara adat dan keagamaan, menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan ajaran Islam tanpa memberikan kesan memaksa.
ADVERTISEMENT

4. Tari Zapin

Tari Zapin, yang berasal dari tradisi Melayu, juga menjadi media dakwah. Tari ini diperkenalkan oleh pedagang Arab yang datang ke wilayah Nusantara, terutama di Riau dan Kalimantan.
Dalam pertunjukannya, Tari Zapin sering diiringi gambus dan rebana, dengan syair-syair berbahasa Arab yang memuji Allah dan menceritakan kisah nabi.

5. Tradisi Lain dalam Akulturasi Islam

Selain seni pertunjukan, Wali Songo juga mengintegrasikan tradisi-tradisi lokal seperti nyadran, tumpengan, dan ruwatan dengan nilai-nilai Islam.
Tradisi-tradisi ini digunakan untuk menarik simpati masyarakat lokal agar menerima Islam dengan cara yang damai dan menghormati budaya mereka.
Itulah berbagai seni pertunjukan untuk menyebarkan Islam di Nusantara. (Adi)
ADVERTISEMENT