Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Dampak Kolonialisme Belanda Paling Merugikan bagi Bangsa Indonesia
27 Juni 2023 23:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kolonialisme di Indonesia telah meninggalkan berbagai dampak, khususnya dampak kolonialisme Belanda yang mendalam dalam sejarah bangsa ini.
ADVERTISEMENT
Selama lebih dari tiga abad, kekuasaan Belanda telah memberikan berbagai pengaruh yang merugikan bagi perkembangan dan kemajuan Indonesia.
Untuk mengetahui apa saja dampak kolonialisme Belanda yang paling merugikan, simak artikel ini.
Dampak Kolonialisme Belanda Paling Merugikan
Dikutip dari buku berjudul 3,5 Abad Penjajahan Belanda karya Husni Abdullah Mubarok, disebutkan bahwa kolonialisme Belanda berlangsung sejak abad ke-17 sampai abad ke-20.
Bermula dari kongsi dagang VOC, lalu penjajahan ini dilanjutkan ketika pemerintah Hindia Belanda mengemukakan beberapa kebijakan, di antaranya Sistem Tanam Paksa yang terjadi pada tahun 1830 sampai 1870.
Dalam artikel ini, akan dibahas berbagai dampak kolonialisme Belanda yang paling merugikan bagi bangsa Indonesia, yaitu:
1. Eksploitasi Sumber Daya Alam
Kolonialisme Belanda melibatkan eksploitasi yang intensif terhadap sumber daya alam Indonesia. Belanda memanfaatkan kekayaan alam, seperti rempah-rempah, karet, tembaga, dan minyak bumi untuk kepentingan ekonomi mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Masyarakat lokal dieksploitasi secara brutal serta dipaksa bekerja di perkebunan dan tambang dengan upah rendah dan kondisi kerja yang buruk.
2. Pembatasan Pendidikan dan Intelektual
Selama masa penjajahan, Belanda secara sengaja membatasi akses pendidikan bagi bangsa Indonesia. Mereka hanya memberikan pendidikan terbatas kepada sebagian kecil elit pribumi yang kemudian akan menjadi intermediaries (perantara) dalam menjalankan kebijakan kolonial.
Hal ini menyebabkan kesenjangan pendidikan yang signifikan antara pribumi dan Belanda serta menghambat perkembangan intelektual dan sosial masyarakat Indonesia.
3. Pembatasan Politik dan Ekonomi
Kolonialisme Belanda juga melibatkan pembatasan politik dan ekonomi yang signifikan. Pemerintah kolonial Belanda menguasai hampir semua sektor ekonomi, menghalangi perkembangan industri lokal, dan melindungi kepentingan ekonomi mereka sendiri.
Pemilik modal pribumi dihambat untuk berkembang dan bersaing, sementara sistem politik dibangun untuk mempertahankan dominasi Belanda dan mengesampingkan partisipasi politik masyarakat pribumi.
ADVERTISEMENT
4. Pergesaran Sistem Feodal ke Sistem Kapitalisme
Kolonialisme Belanda di Indonesia memberi dampak yang signifikan terhadap pergeseran sistem feodal ke kapitalisme. Kolonialisme Belanda memperkenalkan sistem ekonomi yang menguntungkan Belanda, namun merugikan masyarakat Indonesia.
Belanda memperkenalkan sistem tanam paksa (cultuurstelsel) di mana masyarakat pribumi diwajibkan menanam tanaman komersial, seperti kopi, teh, dan indigo untuk diekspor ke Belanda.
5. Eksploitasi Budaya dan Identitas
Belanda juga menghancurkan dan mengeksploitasi budaya dan identitas Indonesia. Mereka melarang praktik budaya lokal, memperkenalkan sistem pendidikan yang menggantikan nilai-nilai tradisional, dan merusak struktur sosial masyarakat Indonesia.
6. Pemecah Belah dan Perpecahan
Kolonialisme Belanda secara sengaja memecah belah masyarakat Indonesia untuk mempertahankan dominasi mereka. Mereka menggunakan strategi divide et impera (pemecah dan kuasai) serta memperkuat perbedaan antaretnis, agama, dan suku bangsa.
Hal ini menciptakan ketegangan dan konflik antarkelompok etnis di Indonesia yang berlanjut hingga pasca-kolonialisme dan masih berdampak hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Berbagai dampak kolonialisme Belanda yang merugikan bagi bangsa Indonesia tidak dapat diabaikan. Dampak-dampak tersebut telah melahirkan ketimpangan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang masih dirasakan hingga hari ini.