Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Dampak Pelaksanaan Sistem Sentralisasi dalam Pemerintah Orde Baru
4 Juni 2024 22:41 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dampak pelaksanaan sistem sentralisasi dalam pemerintahan Orde Baru dapat dirasakan, baik secara positif maupun negatif.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Bangkitnya Orde Baru oleh Husni Abdullah Mubarak, masa Orde Baru terjadi sejak Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada 11 Maret 1966 oleh Jenderal Soeharto dan berakhir ketika reformasi pada 1998.
Salah satu kebijakan yang dilaksanakan pada masa Orde Baru adalah sistem sentralisasi. Apa saja dampaknya?
Dampak Pelaksanaan Sistem Sentralisasi dalam Pemerintah Orde Baru
Dampak sistem sentralisasi yang dilakukan pada masa Orde Baru dapat dirasakan secara positif dan negatif. Adapun dampak positif yang dirasakan, yakni:
1. Layanan Publik
Pelaksanaan sistem sentralisasi dapat dirasakan hingga daerah terpencil, baik dalam bidang pendidikan , infrastruktur, maupun kesehatan. Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan keuntungan dari layanan publik tersebut.
2. Membangun Ekonomi
Dampak pelaksanaan sistem sentralisasi dalam pemerintahan Orde Baru berikutnya, yakni membantu pemerintah merumuskan serta melaksanakan strategi pembangunan ekonomi. Inilah mengapa, pertumbuhan ekonomi terjadi begitu pesat selama Orde Baru.
ADVERTISEMENT
3. Stabilitas Politik
Dilaksanakannya sistem sentralisasi pada Orde Baru membantu pencapaian stabilitas politik setelah masa sebelumnya terjadi gejolak politik. Pemerintah pusat mengendalikan sumber daya dan informasi sehingga mencegah kemunculan oposisi.
Sedangkan, dampak negatif dari pelaksanaan sentralisasi pada masa Orde Baru, antara lain:
1. Pelanggaran HAM
Sentralisasi yang dilakukan dengan memberikan kekuasaan di pemerintah pusat menjadikan peluang pelanggaran HAM lebih lebar. Pasalnya, tak jarang kritik yang diajukan pada pemerintah justru ditindak dengan keras.
2. Demokrasi yang Lemah
Partisipasi masyarakat menjadi sangat terbatas dalam pengambilan keputusan. Hal ini menjadi dampak negatif dari penerapan sentralisasi. Inilah mengapa, kontrol pemerintah atas masyarakat semakin kuat dan melemahkan demokrasi.
3. Ketimpangan Ekonomi
Sentralisasi membuka ketimpangan dalam bidang ekonomi antara pusat dan daerah. Berbagai daerah terpencil tak jarang tertinggal dalam pembangunan. Selain itu, akses untuk menggunakan sumber daya juga terbatas.
ADVERTISEMENT
Itu dia sekilas pembahasan mengenai dampak pelaksanaan sistem sentralisasi dalam pemerintahan Orde Baru.(LAU)