Konten dari Pengguna

6 Dampak Perjanjian Linggarjati bagi Belanda yang Menarik untuk Diketahui

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
8 September 2023 20:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi dampak Perjanjian Linggarjati bagi Belanda (Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi dampak Perjanjian Linggarjati bagi Belanda (Pixabay)
ADVERTISEMENT
Perjanjian Linggarjati merupakan salah satu momen bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain berdampak bagi Indonesia, dampak Perjanjian Linggarjati bagi Belanda juga menarik untuk diketahui.

Sejarah Singkat Perjanjian Linggarjati

ilustrasi dampak Perjanjian Linggarjati bagi Belanda (Pixabay)
Mengutip situs kemlu.go.id, Perundingan Linggajati yang diselenggarakan di Desa Linggajati pada tanggal 11-13 November 1946.
Gedung Perundingan Linggajati terletak di Desa Linggarjati, wilayah Blok Wage, Dusun Tiga, Kampung Cipaku, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Pemilihan Gedung Perundingan Linggajati sebagai tempat peristirahatan untuk perundingan ini didasarkan pada saran dari Menteri Sosial RI saat itu, Maria Ulfah.
Perundingan Linggajati mengandung nilai penting dalam perjuangan diplomasi. Peristiwa ini menggambarkan upaya keras para pemimpin bangsa saat itu untuk mencapai hasil terbaik.
Hasil dari perjuangan ini terwujud melalui Perjanjian Linggarjati, di mana Inggris mengakui kekuasaan de facto Republik Indonesia pada tanggal 31 Maret 1947, diikuti oleh Amerika Serikat, lalu Mesir pada tanggal 10 Juni 1947, yang mengakui RI secara de facto dan de jure.
ADVERTISEMENT

Dampak Perjanjian Linggarjati bagi Indonesia

Perjanjian Linggarjati, merupakan tonggak sejarah yang memengaruhi banyak aspek dalam hubungan antara Belanda dan Indonesia.
Berikut ini adalah sejumlah dampak penting yang timbul bagi Belanda sebagai akibat dari Perjanjian Linggarjati:

1. Belanda Terpaksa Mengakui Kemerdekaan Indonesia

Perjanjian Linggarjati adalah langkah pertama yang signifikan dalam pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia.
Meskipun pengakuan ini hanya bersifat de facto (secara faktual), perjanjian ini memaksa Belanda untuk mengakui eksistensi Republik Indonesia yang baru lahir.

2. Penetrasi Politik Belanda di Indonesia Diawasi Dunia Internasional

Dengan penandatanganan perjanjian ini, penetrasi politik Belanda di Indonesia mendapat sorotan internasional. Dunia internasional mulai memantau tindakan Belanda, dan tekanan internasional membuat Belanda harus mengikuti aturan-aturan yang mengatur perjanjian ini.

3. Pengaruh Belanda di Beberapa Wilayah Indonesia Hilang

Perjanjian Linggarjati mengakui kedaulatan Republik Indonesia atas Pulau Jawa, Madura, dan Sumatera. Hal ini berarti Belanda kehilangan kendali atas wilayah-wilayah ini, yang sebelumnya menjadi basis pengaruh kolonial mereka.
ADVERTISEMENT

4. Belanda Harus Menahan Diri dari Berkonflik dengan Indonesia

Perjanjian Linggarjati menciptakan kerangka kerja untuk gencatan senjata dan penghentian sementara konflik bersenjata antara Belanda dan Indonesia. Ini memaksa Belanda untuk menahan diri dari konflik terbuka, meskipun ini hanya bersifat sementara.

5. Belanda Harus Menjalin Persemakmuran dengan Indonesia

Sebagai bagian dari perjanjian, Belanda diwajibkan untuk menjalin Persemakmuran dengan Indonesia. Ini adalah kompromi yang membuat Belanda harus tetap berhubungan dengan Indonesia, bahkan setelah pengakuan kemerdekaan.

6. Belanda Mempunyai Waktu untuk Mempersiapkan Agresi Militer

Sayangnya, Belanda tidak sepenuhnya mematuhi Perjanjian Linggarjati. Mereka menggunakan waktu ini untuk mempersiapkan Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947.
Ini adalah tindakan agresif yang mengakhiri gencatan senjata dan memulai konflik bersenjata kembali.
Dampak Perjanjian Linggarjati bagi Belanda, sangat berpengaruh bagi penetrasi politik Pemerintahan Belanda di Indonesia.
Meskipun perjanjian ini memiliki sejumlah kontroversi dan dampak negatif, ia tetap menjadi tonggak bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan diplomasi internasional.
ADVERTISEMENT