Konten dari Pengguna

6 Macam Tradisi Yogyakarta dan Tujuan Penyelenggaraannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 April 2024 23:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi Yogyakarta. Sumber: Maxime LEVREL/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi Yogyakarta. Sumber: Maxime LEVREL/pexels.com
ADVERTISEMENT
Yogyakarta adalah salah satu kawasan di Pulau Jawa yang kaya akan budaya dan tradisinya. Salah satu tradisi Yogyakarta adalah Grebeg Sekaten yang diadakan saat Maulid Nabi.
ADVERTISEMENT
Pratisara dalam Grebeg Maulud Yogyakarta sebagai Simbol Islam Kejawen yang Masih Dilindungi oleh Masyarakat dalam Perspektif Nilai Pancasila menyebutkan bahwa Grebeg Sekaten adalah tradisi asal Yogyakarta yang masih dipertahankan sampai sekarang.
Jika ingin mengetahui penjelasan lengkap mengenai tradisi Yogyakarta, baca lebih lanjut dalam tulisan berikut.

Tradisi Yogyakarta

Ilustrasi tradisi Yogyakarta. Sumber: AL FARIZ/pexels.com
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, Yogyakarta dikenal sebagai wilayah yang kaya akan tradisi dan budaya. Adapun beberapa jenis tradisi Yogyakarta adalah:

1. Grebeg Sekaten

Salah satu tradisi Yogyakarta adalah Grebeg Sekaten yang dilaksanakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Upacara adat ini diselenggarakan setiap Rabiul Awal tahun Hijriah.
Pada pelaksanaan Grebek Sekaren, ada gunungan yang diperebutkan masyarakat. Pelaksanaan ini termasuk sebagai upaya sultan keraton untuk berdakwah sekaligus mengajak masyarakat agar hidup bertoleransi.
ADVERTISEMENT

2. Saparan Bekakak

Tradisi Yogyakarta berikutnya adalah saparan bekakak. Bekakak berarti korban penyembelihan. Dalam tradisi tersebut, bekakak adalah boneka pengantin sebagai tiruan manusia yang dibuat dari tepung ketan dan posisinya duduk bersila.
Umumnya, upacara saparan bekakak ini dilaksanakan setiap bulan Safar untuk menghormati roh Kyai serta Nyai Wirasuta sebagai pembawa payung Sri Sultan Hamengkubuwono I.

3. Labuhan

Labuhan juga termasuk sebagai tradisi Yogyakarta yang masih dilestarikan. Upacara adat ini dilakukan dengan membuang suatu hal ke air, baik laut, sungai, dan lainnya.
Adapun benda-benda yang dibuang berupa sesaji untuk persembahan kepada roh halus yang berkuasa di tempat tertentu. Tujuan pelaksanaan Labuhan adalah untuk memohon keselamatan.

4. Grebeg Syawal

Tradisi Yogyakarta lainnya adalah Grebeg Syawal yang diselenggarakan pada 1 Syawal, tepatnya di hari raya Idulfitri. Tujuan pelaksanaan Grebeg Syawal adalah sebagai bentuk rasa syukur atas berakhirnya bulan Ramadan dan masih diberikan kesempatan untuk menyambut hari raya.
ADVERTISEMENT

5. Gejog Lesung

Tradisi Yogyakarta lainnya adalah Gejog Lesung. Pelaksanaan upacara ini bertujuan untuk menggambarkan kebahagiaan petani di masa panen. Adapun musik gejog lesung ini berasal dari kreativitas petani.

6. Tumplak Wajik

Tradisi Yogyakarta yang terakhir adalah tumplak wajik. Upacara ini adalah bagian dari Grebeg Sekaten. Adapun tujuan pelaksanaan tumplak wajik untuk melancarkan upacara Sekaten sampai akhir. Pelaksanaannya sendiri adalah 3 hari menjelang Grebeg Sekaten.
Demikian sederet informasi berkaitan dengan tradisi Yogyakarta yang perlu dilestarikan. [ENF]