Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
6 Nilai Keteladanan Perang Banjar yang Penting Dipahami
25 Januari 2024 23:05 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada abad ke-19, Perang Banjar menjadi salah satu fokus pertempuran yang mencatat sejarah keberanian dan kebijaksanaan para pelakunya.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan sejarahnya, berbagai nilai keteladanan Perang Banjar memunculkan makna yang masih relevan dan patut dipahami hingga hari ini.
Sejarah Perang Banjar
Mengutip buku Pangeran Antasari karya Sri Sutjiatiningsih, Perang Banjar atau Perang Kalimantan Selatan merupakan pertempuran ketahanan rakyat Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari melawan penjajahan kolonial Belanda di Kerajaan Banjar.
Perang ini berlangsung selama hampir setengah abad, dari tahun 1859 hingga 1906, menjadikannya sebagai konflik terpanjang di Nusantara.
Dalam perang ini, perlawanan dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase perlawanan ofensif yang berlangsung dalam kurun waktu relatif singkat (1859–1863), dan fase perlawanan defensif yang mendominasi seluruh perjuangan berikutnya.
Berbagai Nilai Keteladanan Perang Banjar
Perang Banjar bukan hanya menyisakan kisah heroik, tetapi juga nilai-nilai keteladanan yang tak ternilai harganya. Berikut ini adalah berbagai nilai keteladan yang penting untuk dipahami dalam Perang Banjar:
ADVERTISEMENT
1. Optimis dalam Menghimpun Kekuatan
Dalam melawan ancaman, masyarakat Banjar menunjukkan optimisme dengan perlahan menghimpun kekuatan dari para rakyat serta bangsawan sekitar Kalimantan.
Kerjasama antara masyarakat umum dan elite memperkuat fondasi perlawanan terhadap penjajahan tersebut.
2. Strategi Menghindari Kecurigaan
Untuk menjaga kelangsungan perlawanan, strategi menghindari kecurigaan menjadi penting.
Pemilihan lokasi yang sulit ditemukan dan dikuasai oleh musuh, seperti pedalaman hutan, menjadi strategi cerdas untuk melindungi perlawanan dan membangun benteng serta kerajaan baru.
3. Memperkuat Rasa Perjuangan dengan Pernikahan
Masyarakat Banjar memperkuat rasa perjuangan melawan penjajahan melalui ikatan pernikahan. Pernikahan menjadi instrumen penting dalam mempersatukan berbagai kelompok, membangun aliansi, dan menjaga semangat juang.
4. Pantang Menyerah
Perang Banjar berlangsung hampir setengah abad, dan keteguhan dalam menjaga semangat pantang menyerah menjadi ciri khas perlawanan. Meskipun menghadapi kesulitan, masyarakat Banjar terus berjuang tanpa mengenal kata menyerah.
ADVERTISEMENT
5. Kesabaran dalam Perang Gerilya
Taktik perang gerilya menjadi kunci kesuksesan para pejuang dalam Perang Banjar. Kesabaran dalam melibatkan musuh dalam peperangan tidak konvensional membuktikan bahwa kemenangan bisa diraih melalui ketekunan dan taktik yang cermat.
6. Kepemimpinan yang Kuat
Perang Banjar juga mengajarkan pentingnya kepemimpinan yang kuat seperti yang telah dicontohkan oleh Pangeran Antasari.
Pemimpin yang mampu memimpin dengan bijak, memotivasi, dan mempertahankan kestabilan menjadi kunci sukses perlawanan masyarakat Banjar selama puluhan tahun.
Dalam merenung nilai keteladanan Perang Banjar, masyarakat saat ini harus menyadari telah diberikan warisan berharga.
Semua nilai ini tetap relevan dan dapat menjadi sumber inspirasi dalam menghadapi tantangan zaman modern. (AZZ)