Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Penyebab Bani Abbasiyah Merasa Lebih Berhak Berkuasa Dibanding Bani Umayyah
26 Desember 2024 23:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengapa Bani Abbasiyah merasa lebih berhak berkuasa dibanding Bani Umayyah menjadi salah satu pertanyaan penting dalam sejarah peradaban Islam.
ADVERTISEMENT
Persaingan antara kedua dinasti ini tidak hanya melibatkan aspek politik, tetapi juga keabsahan klaim atas kekhalifahan.
Mengutip situs opac.fah.uinjkt.ac.id, Khilafah Bani Abbasiyah adalah rentang sejarah yang sangat panjang dari sebuah sistem pemerintahan Islam yang berlangsung selama 524 tahun.
Penyebab Bani Abbasiyah Merasa Lebih Berhak Berkuasa Dibanding Bani Umayyah
Dalam memahami mengapa Bani Abbasiyah merasa lebih berhak berkuasa dibanding Bani Umayyah, diperlukan penelusuran mendalam terhadap latar belakang historis, argumen legitimasi, Berikut adalah penjelasannya:
1. Hubungan dengan Keluarga Nabi Muhammad SAW
Bani Abbasiyah mengklaim garis keturunan langsung dari Al-Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW. Hal ini memberikan legitimasi agama yang kuat karena dianggap sebagai keluarga dekat Nabi.
Dalam perspektif masyarakat Muslim saat itu, kedekatan dengan keluarga Nabi memberikan hak lebih untuk memimpin umat Islam dibandingkan dengan Bani Umayyah, yang keturunannya berasal dari kabilah Quraisy tetapi bukan dari keluarga dekat Nabi.
ADVERTISEMENT
2. Ketidakpuasan terhadap Pemerintahan Bani Umayyah
Pemerintahan Bani Umayyah dianggap oleh sebagian besar umat Islam sebagai dinasti yang kurang memperhatikan nilai-nilai egalitarian Islam.
Kebijakan yang cenderung memihak kelompok Arab dan mendiskriminasi kaum non-Arab (mawali) menciptakan ketidakpuasan yang meluas.
Bani Abbasiyah memanfaatkan sentimen ini dengan menampilkan diri sebagai pembela keadilan sosial dan inklusivitas.
3. Dukungan dari Kelompok Syiah dan Mawali
Bani Abbasiyah mendapatkan dukungan besar dari kelompok Syiah dan mawali (muslim non-Arab) yang merasa terpinggirkan di bawah pemerintahan Bani Umayyah. Dukungan ini menjadi kekuatan penting dalam revolusi Abbasiyah.
Syiah mendukung Bani Abbasiyah karena Bani Abbasiyah menekankan pentingnya kepemimpinan dari keluarga Nabi, meskipun Bani Abbasiyah pada akhirnya tidak memenuhi harapan Syiah yang menginginkan kepemimpinan dari keturunan Ali bin Abi Thalib.
4. Tudingan terhadap Legitimasi Bani Umayyah
Bani Umayyah sering dituduh oleh oposisi, termasuk Bani Abbasiyah, sebagai pemerintahan yang tidak sah dan hanya berorientasi pada kekuasaan duniawi.
ADVERTISEMENT
Beberapa khalifah Umayyah dianggap menjalankan pemerintahan dengan gaya monarki yang berlebihan dan tidak mencerminkan kepemimpinan Islam yang adil. Kritik ini memberikan alasan moral dan religius bagi Bani Abbasiyah untuk merebut kekuasaan.
5. Strategi Revolusi Abbasiyah
Bani Abbasiyah menjalankan revolusi yang terorganisir dengan baik, dimulai dari Khurasan, sebuah wilayah di Persia yang jauh dari pusat kekuasaan Umayyah di Damaskus.
Dengan dukungan dari pemimpin lokal seperti Abu Muslim , Bani Abbasiyah berhasil membangun aliansi luas yang mencakup berbagai kelompok etnis dan keagamaan.
Keberhasilan Bani Abbasiyah merebut kekuasaan dianggap sebagai bukti bahwa Bani Abbasiyah lebih berhak memimpin dibandingkan dengan Bani Umayyah.
6. Ideologi Pembaruan dan Keadilan
Bani Abbasiyah membawa ideologi pembaruan yang menekankan pada kesetaraan, keadilan, dan pemerintahan yang lebih Islami.
Hal ini membuat Bani Abbasiyah mendapatkan dukungan luas dari masyarakat Muslim yang menginginkan perubahan setelah pemerintahan Bani Umayyah yang dianggap otoriter.
ADVERTISEMENT
Dengan alasan-alasan tersebut, Bani Abbasiyah mampu merebut kekuasaan dari Bani Umayyah pada tahun 750 M melalui Revolusi Abbasiyah.
Peralihan kekuasaan ini menandai dimulainya Dinasti Abbasiyah, yang memindahkan pusat pemerintahan ke Baghdad dan membawa perubahan besar dalam sejarah Islam.
Mengapa Bani Abbasiyah merasa lebih berhak berkuasa dibanding Bani Umayyah tetap menjadi topik menarik untuk dibahas. Penelusuran ini membantu memahami pergolakan politik dan perubahan kekuasaan yang memengaruhi sejarah Islam hingga kini. (Fk)