7 Fakta Keruntuhan Kerajaan Pajajaran dan Penyebabnya yang Wajib Diketahui

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
25 Maret 2023 19:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi 7 fakta keruntuhan kerajaan Pajajaran. Sumber: Pixabay/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 7 fakta keruntuhan kerajaan Pajajaran. Sumber: Pixabay/pexels.com
ADVERTISEMENT
Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan yang terletak di Jawa Barat, sehingga disebut juga sebagai Kerajaan Sunda. Penyebab keruntuhan Kerajaan Pajajaran yang pertama terjadi akibat turunnya Prabu Siliwangi sebagai raja. Menurut Dana Sasmita dalam bukunya berjudul Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi, disebutkan bahwa Prabu Siliwangi merupakan raja Pajajaran terbesar.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinannya ini berdampak baik dalam berbagai hal, sehingga menjadi masa kejayaan Pakuan Pajajaran.
Lantas, bagaimana fakta keruntuhan Kerajaan Pajajaran dan penyebabnya? Yuk simak dalam penjelasan berikut.

Fakta Keruntuhan Kerajaan Pajajaran

Ilustrasi fakta keruntuhan kerajaan Pajajaran. Sumber: Pixabay/pexels.com
Keruntuhan Kerajaan Pajajaran terjadi karena beberapa hal. Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai keruntuhan Kerajaan Pajajaran.

1. Penyebab Utama

Penyebab utama keruntuhan Kerajaan Pajajaran adalah mundurnya Prabu Siliwangi dari posisi raja. Hal ini membuat kekuatan kerajaan menjadi goyah. Di samping itu, raja penggantinya, Surawisesa menghadapi tantangan besar, yaitu hadirnya dua kerajaan Islam dari Cirebon dan Demak untuk memperebutkan kekuasaan.

2. Kekalahan Perang Melawan Kerajaan Islam

Akibat perebutan kekuasaan dengan Kesultanan Cirebon dan Demam, terjadilah perang yang mengakibatkan Raja Surawisesa memberikan sebagian kekuasaannya di Pantai Jawa bagian utara.
ADVERTISEMENT

3. Terambilnya Wilayah Kekuasaan Pajajaran

Kerajaan Cirebon yang dibantu Demak mampu memperoleh satu per satu dari kekuasaan Pajajaran, seperti Citarum, Sumedang, hingga Galuh mulai tahun 1528 M. Meskipun Kerajaan Cirebon cenderung lemah, kekuatan yang diberikan oleh Demak membantu kerajaan tersebut bangkit secara perlahan-lahan.

4. Terjadinya Pelantikan Pangeran Santri

Tanda-tanda wilayah Sumedang dikuasai oleh Cirebon adalah dilantiknya Pangeran Santri, buyut dari kakak ipar raja Cirebon, yaitu Syarif Hidayatullah. Pangeran Santri menjadi Bupati Sumedang pada tahun 1530.

5. Perdamaian antara Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Cirebon

Kedua kerajaan yang saling memperebutkan kekuasaan tersebut memutuskan untuk berdamai pada tahun 1531 Masehi dan saling mengakui keberadaan masing-masing. Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dan Surawisesa mengambil kesempatan untuk memperbaiki kerajaannya.

6. Kekayaan Maritim Pajajaran Menurun

Pasca terambil alihnya wilayah utara Pantai Jawa, kekayaan Pajajaran di bidang maritim mulai menurun. Sebab, wilayah tersebut merupakan pusat industri maritim kerajaan.
ADVERTISEMENT

7. Keruntuhan di Tahun 1579

Keruntuhan kerajaan Pajajaran benar-benar terjadi pada tahun 1579. Pasca serangan Cirebon sebelumnya, kekuatan Pajajaran mulai melemah dan hanya tersisa 1000 pasukan yang setia pada Surawisesa. Kehadiran kerajaan baru di wilayah Sunda yang berbasis Islam, yaitu Kesultanan Banten membuat Pajajaran terpontang-panting. Kesultanan yang dipimpin oleh Maulana Yusuf sengaja mengincar Pajajaran karena bercorak Hindu-Budha dan lokasi keduanya yang saling berbatasan. Peperangan yang terjadi antara kedua belah pihak menyebabkan keberadaan Pajajaran hilang tanpa sisa pada tahun 1579 Masehi. Para bangsawan yang sebelumnya memegang kepercayaan kepada Kerajaan Pajajaran pun perlahan-lahan mulai menganut agama Islam. Nah, itulah fakta keruntuhan Pajajaran dan penyebabnya yang perlu kamu tahu. Meskipun demikian, kerajaan ini pernah ada di masa kejayaannya sekitar tahun 1482-1521 di bawah pimpinan Prabu Siliwangi. (ENF)
ADVERTISEMENT