Konten dari Pengguna

7 Senjata Tradisional Aceh dan Deskripsi Singkatnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
21 Agustus 2024 19:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi 7 senjata tradisional aceh. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 7 senjata tradisional aceh. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada begitu banyak senjata tradisional Aceh yang mencerminkan warisan budaya, sejarah, dan nilai-nilai masyarakatnya, salah satu yang terkenal adalah rencong.
ADVERTISEMENT
Artikel berikut akan menjelaskan lebih lanjut tentang 7 senjata tradisional Aceh dan deskripsi singkat yang menarik diketahui.

7 Senjata Tradisional Aceh

Ilustrasi 7 senjata tradisional aceh. Foto: Pixabay
Aceh yang sebelumnya pernah disebut dengan nama Daerah lstimewa Aceh (1959-2001), kemudian menjadi Nanggroe Aceh Darussalam (2001-sekarang) memiliki otonomi yang diatur tersendiri.
Kebijakan ini berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia karena alasan sejarah seperti yang ditulis dalam buku Mengenal Seni dan Budaya Indonesia karya R. Rizky dan T. Wibisono.
Seperti berbagai provinsi lainnya, Aceh juga memiliki budaya dan kesenian yang khas dan unik, salah satunya adalah senjata. Berikut adalah beberapa senjata tradisional Aceh beserta ciri khasnya:

1. Rencong

Rencong adalah senjata tradisional paling ikonik dari Aceh. Senjata ini merupakan simbol keberanian dan kehormatan bagi masyarakat Aceh. Sarung Rencong dibuat dari kayu atau logam, dihiasi ukiran, dan digunakan untuk melindungi bilah.
ADVERTISEMENT
Bentuknya melengkung seperti huruf L dan tajam pada satu sisi. Gagangnya terbuat dari kayu, gading, atau emas, serta sering dihiasi ukiran tradisional.

2. Siwah

Siwah adalah senjata tradisional serupa dengan Rencong, namun biasanya lebih panjang dan sering digunakan oleh bangsawan Aceh.
Bilah lebih panjang dan sering kali dilengkapi dengan ukiran. Gagang Siwah biasanya lebih mewah, terbuat dari gading atau logam berharga, dan dihiasi batu mulia.

3. Peudeung

Peudeung adalah pedang tradisional Aceh yang digunakan oleh para prajurit dalam peperangan. Digunakan dalam pertempuran dan juga sebagai simbol kekuatan dan keberanian.
Bilah panjang, lurus, dan tajam di kedua sisi, sering kali dihiasi dengan ukiran atau tulisan ayat-ayat suci. Gagang terbuat dari kayu atau logam dengan desain yang memberikan pegangan yang kuat.
ADVERTISEMENT

4. Klewang

Klewang adalah sejenis parang atau golok yang digunakan oleh masyarakat Aceh, terutama oleh prajurit dan petani. Digunakan untuk pertempuran jarak dekat serta untuk keperluan sehari-hari, seperti memotong kayu atau membersihkan hutan.
Bilah lebar di bagian ujung, tajam di satu sisi, dan biasanya agak melengkung. Gagang Klewang sederhana, terbuat dari kayu, dan dirancang untuk penggunaan praktis.

5. Tumbak Lada

Tumbak Lada adalah tombak tradisional Aceh yang digunakan sebagai senjata jarak jauh. Ujung tombak yang runcing, sering kali dihiasi dengan motif-motif tradisional. Gagang panjang dan terbuat dari kayu yang kuat, memungkinkan lemparan yang jauh dan kuat.

6. Peukam

Peukam adalah pisau kecil yang biasa digunakan oleh masyarakat Aceh untuk keperluan sehari-hari. Digunakan untuk berbagai tugas, seperti memotong, mengupas, atau sebagai alat perlindungan diri.
ADVERTISEMENT
Bilah kecil, tajam, dan lurus, sering digunakan untuk keperluan praktis. Gagang sederhana dan nyaman digenggam.

7. Parang Salawaku

Parang Salawaku adalah sejenis parang yang digunakan oleh masyarakat Aceh, biasanya dalam konteks adat atau sebagai alat kerja. Digunakan baik sebagai senjata maupun alat kerja dalam aktivitas sehari-hari.
Bilah lebih pendek dibandingkan klewang, dengan bilah yang tebal dan kuat. Gagang yang kokoh sering dihiasi dengan ukiran tradisional.
7 senjata tradisional Aceh tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan diri atau perang, tetapi juga sebagai simbol status, keberanian, dan identitas budaya. (SP)