Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
8 Ciri Teori Merkantilisme yang Penting Dipahami
28 Januari 2024 20:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ciri-ciri teori merkantilisme mencerminkan suatu pandangan ekonomi yang berfokus pada akumulasi kekayaan nasional.
ADVERTISEMENT
Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang penting dalam keberlanjutan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Pengertian Teori Merkantilisme
Merkantilisme merupakan suatu doktrin ekonomi yang berkembang pada abad ke-16 hingga ke-18, terutama di Eropa.
Dikutip dari buku Perdagangan Internasional: Konsep dan Aplikasi karya Eddie Renaldy, merkantilisme adalah suatu ideologi yang meyakini bahwa kemakmuran dan kekuatan suatu negara sangat bergantung pada jumlah kekayaan yang dimilikinya, terutama dalam bentuk emas.
Orang-orang yang mengembangkan teori merkantilisme sering disebut sebagai kaum bullionis, karena pandangan mereka yang terbatas hanya menekankan pada kepemilikan logam mulia dan barang berharga lainnya dalam merancang kebijakan ekonomi suatu negara.
Berbagai Ciri Teori Merkantilisme
Sebagai praktik dari sebuah teori ekonomi, terdapat beberapa ciri penting dari teori merkantilisme.
ADVERTISEMENT
Berikut ini beberapa hal utama yang menandakan teori merkantilisme:
1. Akumulasi Emas dan Cadangan Kekayaan
Salah satu ciri utama merkantilisme adalah fokus pada akumulasi emas dan cadangan kekayaan sebagai indikator kekuatan ekonomi suatu negara.
Pemerintah merkantilis mendorong kebijakan yang meningkatkan ekspor dan mengurangi impor untuk memperkuat cadangan emas.
2. Peran Sentral Pemerintah dalam Ekonomi
Merkantilisme menempatkan pemerintah sebagai aktor sentral dalam mengelola ekonomi.
Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur perdagangan, memberikan insentif kepada industri, dan menciptakan kebijakan proteksionis untuk mendukung kepentingan nasional.
3. Keseimbangan Perdagangan yang Menguntungkan
Teori merkantilisme menganjurkan adanya keseimbangan perdagangan yang menguntungkan, di mana nilai ekspor harus melebihi nilai impor.
Hal ini diyakini dapat meningkatkan akumulasi kekayaan nasional dan memperkuat posisi ekonomi suatu negara.
4. Peningkatan Produksi dan Ekspor
Dalam merkantilisme, peningkatan produksi dan ekspor dianggap sebagai langkah kunci untuk meningkatkan pendapatan nasional.
ADVERTISEMENT
Negara diharapkan untuk mengoptimalkan sumber daya dan produksi dalam rangka meningkatkan daya saing di pasar internasional.
5. Meningkatkan Kekuatan Militer untuk Mendukung Ekspansi Ekonomi
Teori merkantilisme memandang kekuatan militer sebagai alat untuk mendukung ekspansi ekonomi.
Penguatan militer dianggap sebagai sarana untuk melindungi kepentingan perdagangan dan mendukung ekspansi kolonial.
6. Perdagangan Kolonial
Merkantilisme menekankan pentingnya perdagangan kolonial untuk memperoleh sumber daya alam dan memperluas pasar ekspor.
Negara merkantilis akan berusaha memonopoli perdagangan dengan koloni-koloni untuk meningkatkan kekayaan nasional.
7. Menggalakan Industri Bahan Baku menuju Bahan Jadi
Teori ini mendorong transformasi industri dari bahan baku menjadi barang jadi yang lebih memiliki nilai dalam pandangan ekonomi.
Pemerintah merkantilis memberikan dukungan untuk pengembangan industri dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
8. Peningkatan Jumlah Penduduk
Merkantilisme memandang peningkatan jumlah penduduk sebagai salah satu aset ekonomi.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan populasi dianggap dapat meningkatkan tenaga kerja, konsumen domestik, dan daya saing ekonomi suatu negara.
Dalam keseluruhan, pemahaman terhadap ciri-ciri teori merkantilisme menjadi penting dalam merinci landasan pemikiran ekonomi yang memengaruhi kebijakan dan praktik ekonomi pada masa lalu.
Ciri-ciri tersebut membentuk kerangka dasar bagi berbagai negara pada masa itu menjalankan strategi ekonomi, dengan tujuan menguatkan posisi nasional mereka dalam konteks perdagangan internasional.