Konten dari Pengguna

8 Tradisi Kalimantan Timur, Warisan Budaya yang Kaya dan Beragam

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 September 2024 14:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Kalimantan Timur, Foto: Pixabay/darwisalwan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Kalimantan Timur, Foto: Pixabay/darwisalwan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi Kalimantan Timur merupakan salah satu warisan budaya yang sangat kaya dan beragam, yang layak untuk dipelajari oleh semua kalangan. Provinsi ini memiliki beragam tradisi dari suku Dayak, Kutai, dan Banjar yang masih terus dilestarikan hingga kini.
ADVERTISEMENT
Mempelajari tradisi dari Kalimantan Timur tidak hanya akan memperluas wawasan tentang keragaman budaya, tetapi juga membantu menjaga kelestarian adat istiadat dan identitas masyarakat lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Menurut Peransi (Lamazi, 2005:13), tradisi berasal dari kata traditium, yang berarti segala sesuatu yang ditransmisikan, diwariskan oleh masa lalu ke masa sekarang.

Tradisi Kalimantan Timur dan Maknanya

Ilustrasi Tradisi Kalimantan Timur, Foto: Pixabay/u_y8jjq0785e
Banyak tradisi Kalimantan Timur yang mencerminkan budaya lokal dari berbagai suku. Berikut beberapa tradisi beserta penjelasannya.

1. Upacara Erau (Kutai)

Erau merupakan upacara adat terbesar di Kutai yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
Upacara ini awalnya adalah upacara kerajaan untuk memperingati pelantikan seorang raja. Kini, Erau juga menjadi festival budaya yang diadakan setiap tahun di Kota Tenggarong.
ADVERTISEMENT
Erau mencerminkan rasa syukur dan doa masyarakat untuk keselamatan dan kemakmuran. Upacara ini juga melambangkan keharmonisan antara manusia, alam, dan roh nenek moyang.

2. Upacara Adat Belian (Dayak)

Upacara ini adalah tradisi penyembuhan spiritual suku Dayak. Ritual ini melibatkan pemimpin adat (dukun) yang berinteraksi dengan roh untuk mengusir penyakit atau menjaga kesejahteraan masyarakat.
Belian merupakan simbol hubungan manusia dengan alam gaib. Ritual ini menegaskan kepercayaan akan kekuatan supranatural dan perlindungan dari roh-roh jahat.

3. Pesta Hudoq (Dayak)

Pesta Hudoq adalah ritual tari tradisional suku Dayak yang menggunakan topeng besar berbentuk menyerupai wajah hewan dan roh alam. Tarian ini biasanya diadakan pada musim tanam padi sebagai permohonan agar panen berhasil.
Hudoq melambangkan permohonan kesuburan tanah dan keberkahan untuk tanaman. Topeng-topeng tersebut juga dipercaya sebagai medium untuk mengusir roh jahat yang dapat merusak tanaman.
ADVERTISEMENT

4. Ngugu Tahun (Dayak Tunjung)

Ngugu Tahun adalah upacara panen raya yang dilakukan oleh suku Dayak Tunjung. Dalam upacara ini, masyarakat berkumpul untuk memberi penghormatan kepada roh nenek moyang dan dewa-dewa pelindung tanaman.
Ngugu Tahun adalah bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah. Selain itu, upacara ini juga mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan alam sebagai sumber kehidupan.

5. Basaru dan Bebandih (Banjar)

Tradisi Basaru adalah tradisi bergotong royong suku Banjar, biasanya untuk membangun rumah atau mengerjakan proyek komunitas. Sedangkan Bebandih adalah ritual yang dilakukan sebelum seseorang berangkat menunaikan haji, berupa doa bersama dan perayaan kecil.
Basaru menggambarkan pentingnya kebersamaan dan gotong royong dalam kehidupan sosial. Bebandih adalah bentuk solidaritas masyarakat dalam mendukung anggota komunitas yang akan menjalankan ibadah haji.
ADVERTISEMENT

6. Tiwah (Dayak Kaharingan)

Tiwah adalah upacara pemakaman suku Dayak Kaharingan yang bertujuan untuk mengantar roh orang yang telah meninggal menuju alam baka. Dalam upacara ini, sisa-sisa jenazah biasanya dipindahkan ke Sandung (tempat penyimpanan tulang).
Tiwah melambangkan kepercayaan akan kehidupan setelah mati. Upacara ini adalah wujud penghormatan kepada leluhur dan simbol harapan bahwa roh yang telah pergi akan memperoleh tempat yang layak di alam roh.

7. Lom Plai (Dayak Benuaq)

Lom Plai adalah upacara adat suku Dayak Benuaq yang diadakan untuk menyambut tahun baru Dayak. Upacara ini melibatkan berbagai tarian, musik, dan persembahan kepada dewa-dewa alam.
Lom Plai adalah bentuk rasa syukur dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Tradisi ini juga menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menghormati para leluhur.
ADVERTISEMENT

8. Upacara Menyambut Tamadun

Tamadun adalah acara penyambutan tamu penting atau raja yang dilakukan oleh masyarakat Kutai.
Upacara ini melibatkan prosesi adat, yang melambangkan penghormatan kepada tamu. Biasanya disertai dengan musik tradisional seperti gamelan Kutai dan diikuti oleh arak-arakan menuju istana atau tempat pertemuan.
Tamadun mempunyai makna yaitu penghormatan terhadap tamu, pengakuan terhadap status sosial, simbol keharmonisan dan kesatuan, serta kesakralan dan tradisi leluhur.
Setiap tradisi Kalimantan Timur kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang mencerminkan kehidupan masyarakat yang dekat dengan alam, spiritualitas, dan kebersamaan dalam komunitas.