Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Agama Kerajaan Sriwijaya dan Kisah Kehidupan Masyarakatnya
8 Februari 2024 22:54 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Sriwijaya oleh Akhmad Sadad, Sriwijaya merupakan kerajaan yang berada di Pulau Sumatra dan berdiri pada abad ke-7 Masehi.
Adanya Kerajaan Sriwijaya ini memberi pengaruh besar bagi sejarah Asia Tenggara. Salah satu pengaruh tersebut adalah dalam bidang agama. Bagaimana penjelasannya?
Agama Kerajaan Sriwijaya dan Kehidupan Masyarakatnya
I Tsing merupakan biksu asal Cina yang terkenal sebagai penjelajah dan penerjemah tulisan agama Buddha. Saat berlayar dari Cina ke India, ia pernah singgah dan tinggal di Kerajaan Sriwijaya.
Menurut I Tsing, kehidupan beragama Kerajaan Sriwijaya sangat baik. Bahkan, ia merasa kagum serta menyarankan para biksu untuk belajar di Sriwijaya ketika hendak menuju Nalanda.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kerajaan Sriwijaya mempunyai peran sangat tinggi dalam pembinaan kehidupan umat beragama. Hal ini tertulis dalam Prasasti Nalanda yang menjelaskan bahwa Raja Balaputradewa meminta Raja Dewapaladeva untuk menyediakan tanah.
Tanah tersebut dimaksudkan untuk menjadi lahan asrama bagi pelajar Buddha dari Kerajaan Sriwijaya. Kisah ini menggambarkan raja Kerajaan Sriwijaya yang sangat menaruh perhatian pada pengajaran dan pendidikan agama Buddha.
Terdapat seorang pendeta agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya yang sangat tersohor, yaitu Sakyakirti. Sakyakirti menjadi mahaguru Buddha dan mengarang sebuah buku berjudul Hastadandansastra.
Tak hanya Sakyakirti, ada pula guru agama Buddha yang namanya masyhur di Kerajaan Sriwijaya, yaitu Dharmapala dan Dharmakirti. Dharmakirti merupakan biksu tertinggi Kerajaan Sriwijaya yang mengkritik kitab berjudul Abhisamayalamkara.
ADVERTISEMENT
Antara tahun 1011 dan 1023, hadir seorang pendeta Tibet bernama Attisa ke Sriwijaya untuk menimba ilmu dari Dharmakirti. Adanya mahaguru membuat banyak orang mendatangi Kerajaan Sriwijaya untuk mendalami ajaran Buddha .
Walaupun menjadi pusat pendidikan agama Buddha, di wilayah Sriwijaya juga terdapat kelompok masyarakat yang beragama Hindu dan Tantris.
Itu dia sekilas pembahasan mengenai agama Kerajaan Sriwijaya dan kisah masyarakatnya.(LAU)