Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Alasan Kegiatan Gotong Royong Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila
9 Agustus 2024 21:39 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mengapa kegiatan gotong royong sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Jawabannya adalah karena merupakan kepribadian masyarakat Indonesia sejak dahulu kala.
ADVERTISEMENT
Gotong royong lekat dengan pengamalan nilai Pancasila bahkan mulai sila pertama hingga kelima. Artikel berikut akan menjelaskan lebih lanjut untuk Anda.
Mengapa Kegiatan Gotong Royong Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila?
Buku Pancasila sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa karya Dr. H. Bambang Sugiyono, dijelaskan bahwa gotong royong berarti bekerjasama untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Gotong royong memiliki arti penting dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan serta meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan dengan sesama.
Kegiatan gotong royong sangat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena mencerminkan prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam kelima sila Pancasila.
Pada sila pertama, gotong royong mencerminkan rasa syukur dan pengabdian kepada Tuhan melalui tindakan membantu sesama.
Dalam berbagai kegiatan gotong royong, seringkali diawali dengan doa bersama, yang menunjukkan bahwa aktivitas ini juga didasari oleh nilai-nilai keagamaan yang kuat.
ADVERTISEMENT
Pada sila kedua, gotong royong mengedepankan semangat kemanusiaan dengan membantu orang lain tanpa memandang latar belakang, suku, agama, atau status sosial.
Ini mencerminkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, di mana semua orang dianggap setara dan layak mendapatkan bantuan serta perhatian.
Merujuk pada sila ketiga, kegiatan gotong royong memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara masyarakat. Dengan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.
Beberapa contoh kegiatannya, seperti membangun infrastruktur desa atau membersihkan lingkungan, hingga membangun tempat ibadah.
Dalam sila keempat, gotong royong sering kali dilakukan setelah musyawarah bersama untuk menentukan kebutuhan dan cara pelaksanaannya.
Ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut didasarkan pada keputusan bersama dan semangat kerakyatan, di mana semua pihak diajak untuk berpartisipasi dan memberikan sumbangan pemikiran.
ADVERTISEMENT
Terakhir dalam sila kelima, gotong royong mencerminkan prinsip keadilan sosial, karena semua orang berpartisipasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya, dan hasilnya dinikmati bersama.
Dengan gotong royong, masyarakat dapat memastikan bahwa pembangunan dan kemajuan dirasakan secara merata oleh seluruh anggota masyarakat, tanpa ada yang terpinggirkan.
Itulah alasan mengapa kegiatan gotong royong sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebagai perwujudan nyata dari dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (SP)