Alasan Pemilihan Letak Makam Pangeran Diponegoro yang Kontroversial

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
22 April 2024 23:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Makam Pangeran Diponegoro. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Makam Pangeran Diponegoro. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makam Pangeran Diponegoro ternyata menyebabkan berbagai pertanyaan tersendiri.
Dikutip dari buku Ensiklopedia Pahlawan Indonesia dari Masa ke Masa, Raden Mas (R.M) Ontowiryo atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta, 11 November 1785. Sejak kecil, beliau adalah sosok yang menntang ketidakadilan.
ADVERTISEMENT
Pada 8 Januari 1855, Pangeran Diponegoro wafat dan dimakamkan di Kampong Jawa, Makassar, Sulawesi Selatan. Mengapa tempat tersebut dipilih?

Alasan Pemilihan Letak Makam Pangeran Diponegoro

Ilustrasi Makam Pangeran Diponegoro. Sumber: Unsplash
Pangeran Diponegoro mempunyai nama asli Raden Mas Ontowiryo yang lahir di Yogyakarta, 11 November 1785. Beliau merupakan anak dari Sri Sultan Hamengku Buwono III. Sosoknya dikenal karena berperan sebagai pemimpin Perang Jawa pada 1825 sampai 1830.
Pangeran Diponegoro yang lahir di Yogyakarta tersebut justru dimakamkan di Makassar. Hal ini tak sedikit menimbulkan pertanyaan di benak masyarakat. Ternyata, terdapat alasan tersendiri mengenai letak makam sang pahlawan
Pangeran Diponegoro yang terus menentang penjajah akhirnya ditangkap Belanda dan diasingkan ke Manado. Lokasi pengasingan tersebut kemudian dipindahkan ke Benteng Rotterdam, Makassar.
ADVERTISEMENT
Di tanah pengasingan tersebut, Pangeran Diponegoro wafat. Kompleks Kampung Jawa, Makassar dipilih sebagai lokasi pemakaman sang pahlawan.
Kompleks tersebut terkesan sederhana, bahkan sempit. Pasalnya, lokasi tersebut berada di antara bangunan tinggi menjulang.
Makam tersebut memiliki pintu gerbang, musola, pendopo, serta 66 buah makam. Terdapat dua makam dengan ukuran besar yang berdampingan.
Kedua makam tersebut milik Pangeran Diponegoro dan sang istri, RA Ratu Ratna Ningsih, yang turut terlibat pengasingan.
Selain makam keduanya, terdapat 25 makam dengan ukuran sedang serta 39 makam kecil. Pemilik dari makam-makam tersebut, yakni 6 anak Pangeran Diponegoro, 30 cucunya, 19 cicitnya, serta 9 pengikut.
Mulanya, keberadaan Pangeran Diponegoro tidak diketahui oleh masyarakat. Padahal, sang pahlawan telah hidup di daerah itu selama 21 tahun. Masyarakat baru mengetahui adanya Pangeran Diponegoro setelah beliau meninggal.
ADVERTISEMENT
Itu dia sekilas pembahasan mengenai alasan pemilihan letak makam Pangeran Diponegoro yang banyak dipertanyakan, terutama setelah adanya usulan pemindahannya ke Yogyakarta.(LAU)