Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Apa, Mengapa, dan Bagaimana Siasat Hadiah Sultan? Ini Penjelasannya
14 September 2024 0:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa, mengapa, dan bagaimana siasat hadiah sultan? Ini menjadi salah satu peristiwa bersejarah dalam sejarah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pendalaman dan Pemantapan Materi Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII, Fritz Hotman Syahmanita Damanik, (2023:260), Kepulauan Riau adalah salah satu wilayah di Nusantara yang tidak lepas dari upaya penaklukan VOC.
Di wilayah Riau, VOC relatif lebih mudah menanamkan pengaruhnya, sebab kerajaan yang ada relatif kecil, seperti Siak dan Indragiri.
Apa, Mengapa, dan Bagaimana Siasat Hadiah Sultan?
Jelaskan apa, mengapa, dan bagaimana siasat hadiah sultan ! Jawabannya adalah berikut ini.
Dikutip dari situs an-nur.ac.id, pada abad ke-17, VOC berhasil menguasai Malaka, sebuah pusat perdagangan yang strategis di Nusantara.
Dengan demikian, VOC dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya dari berbagai daerah yang ada di Nusantara.
Kepulauan Riau yang terletak di Selat Malaka dan mempunyai banyak sumber daya alam menjadi salah satu daerah yang menjadi sasaran VOC.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya ingin menguasai perdagangan di Kepulauan Riau, VOC juga ingin melakukan intervensi terhadap urusan politik dan pemerintahan di sana.
VOC melakukan politik devide et impera, yakni memecah belah kerajaan-kerajaan di Kepulauan Riau menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang saling bersaing dan bergantung pada VOC.
Tindakan sewenang-wenang yang dilakukan VOC ini menimbulkan gerakan perlawanan yang dikenal dengan nama ‘Rakyat Riau Angkat Senjata’.
Gerakan perlawanan itu dipelopori oleh Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang merupakan salah satu kerajaan besar di Kepulauan Riau.
Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah yang kemudian dilanjutkan oleh putranya, Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah.
Apa, mengapa, dan bagaimana siasat hadiah sultan? Selain kedua sultan tersebut, tokoh pejuang Rakyat Riau Angkat Senjata yang memiliki jasa besar dalam perlawanan terhadap VOC bernama Raja Indra Pahlawan.
ADVERTISEMENT
Perlawanan Rakyat Riau Angkat Senjata terjadi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah dan tahap kedua adalah pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah.
Pada tahun 1751, perlawanan berkobar lagi setelah kematian ayahnya, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. Pertempuran puncak terjadi di Pulau Guntung pada tahun 1752 hingga tahun 1753.
Pertempuran berlangsung sengit selama 1 bulan dengan korban yang banyak berjatuhan dari kedua belah pihak.
Kerajaan Siak kesulitan untuk menembus benteng pertahanan VOC dan pada akhirnya, Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah memutuskan untuk berpura-pura menyerah pada VOC dan mengajak VOC untuk melakukan perundingan damai di Loji, Pulau Guntung.
Pada perundingan ini, Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah dipaksa untuk tunduk pada VOC. Tetapi sultan ternyata mempunyai siasat rahasia yang dikenal dengan siasat hadiah sultan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pendalaman dan Pemantapan Materi Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII, Fritz Hotman Syahmanita Damanik, (2023:262), sultan diminta berpura-pura berdamai dengan cara memberikan hadiah kepada Belanda.
Oleh karena itu, siasat tersebut dikenal dengan sebutan siasat hadiah sultan.
Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah memberi kode kepada anak buahnya untuk menyergap VOC di Loji. Loji dibakar dan sultan kembali ke Siak dengan kemenangan.
Siasat ini tidak lepas dari jasa Raja Indra Pahlawan yang berhasil mengelabui VOC dengan berpura-pura menjadi utusan sultan.
Apa, mengapa, dan bagaimana siasat hadiah sultan? Dengan siasat tersebut, sultan dapat memenangkan pertempuran meskipun belum berhasil mengusir VOC dari Malaka.
ADVERTISEMENT