Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apakah Exhuma Kisah Nyata? Ini Inspirasi dan Kaitannya dengan Sejarah Korea
13 Oktober 2024 11:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Exhuma adalah film asal Korea Selatan yang bergenre misteri okultisme. Film ini telah ditonton kurang lebih sekitar 2,3 juta penonton di Indonesia. Lalu, apakah Exhuma kisah nyata? Simak penjelasannya.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Patriotisme & Jejak Kelam Kolonialisme dalam Balutan Horor EXHUMA, oleh unairnews, 25 April 2024, dalam situs unair.ac.id, dalam film Exhuma ini menampilkan empat tokoh utama yang berasal dari dua generasi berbeda.
Kim Go-eun dan Lee Do-hyun berperan sebagai sepasang dukun (shaman) muda dengan tampilan necis nan modern. Selain itu, ada Choi Min-sik sebagai peramal fengshui dan Yoo Hae-jin sebagai petugas pemakaman.
Apakah Exhuma Kisah Nyata? Ini Inspirasi dan Kaitannya dengan Sejarah Korea
Apakah Exhuma kisah nyata? Bukan. Exhuma adalah film yang hanya terinspirasi dari kisah nyata, tetapi bukan cerita sebenarnya. Sutradara film ini membuat ide dengan mengaitkan narasi tersebut dengan sejarah kolonial Korea .
Mengutip dari Patriotisme & Jejak Kelam Kolonialisme dalam Balutan Horor EXHUMA, 25 April 2024, dalam situs unair.ac.id, Jang Jae-hyun, sutradara film ini, berhasil memanfaatkan tradisi dan ritual shamanisme Korsel sebagai daya tarik.
ADVERTISEMENT
Kim Go-eun dan Lee Do-hyun yang tampil sebagai shaman mampu memikat penonton dengan ritual pengusiran setan yang begitu festive, namun juga intens. Sesuatu yang tak akan ditemukan dalam upacara pengusiran setan di Indonesia.
Pendekatan horor slow-burn Exhuma berhasil membuat penonton terpikat dalam misterinya. Film ini sangat berkaitan dengan sejarah kolonial Korea dengan Jepang.
Seperti halnya Indonesia, Korsel juga merupakan negara bekas jajahan Jepang. Bedanya, jika Indonesia hanya mengecap 3,5 tahun di bawah Kekaisaran Jepang, Korsel mengalami 35 tahun penjajahan oleh negara tetangganya itu.
Maka sudah menjadi rahasia umum, jika secara sosio-kultural masyarakat Korsel masih sering dihantui dendam akibat kolonialisme Jepang tersebut. Suatu isu yang berhasil diabadikan dalam babak kedua film ini.
ADVERTISEMENT
Exhuma melakukan tikungan tajam ketika arwah leluhur mengirim pesan berbunyi ‘rubah melukai punggung harimau’.
Menyadarkan para karakter utama bahwa mereka ternyata tidak hanya sekedar menggali makam, akan tetapi juga sejarah kelam pendudukan Jepang di Semenanjung Korea.
Bagi rakyat Korea, mereka sering mengimajinasikan Semenanjung Korea dalam bentuk harimau. ‘Kebetulan’ lokasi perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara terletak pada punggung harimau tersebut.
Sebagai informasi, Korsel dan Korut terpecah menjadi dua, tepat setelah Jepang kalah dan angkat kaki dari Semenanjung Korea.
Dalam film ini, saat keempat dukun melakukan penggalian, mereka turut menemukan fakta bahwa biksu jelmaan siluman rubah asal Jepang telah menanamkan pasak besi yang dapat melepas entitas mistis dari sosok tentara Jepang.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, film kemudian berubah mengikuti alur perjuangan para dukun tersebut untuk memusnahkan pasak besi yang diyakini menjadi sumber kutukan dan perpecahan di Semenanjung Korea. Di sini penonton juga akan melihat perkembangan para karakter utama.
Mereka yang awalnya hanya termotivasi uang dan materi, perlahan memunculkan sisi patriotisme karena kesadaran akan urgensi masalah yang menyangkut masa depan mereka, bahkan masa depan Korea secara keseluruhan.
Pada titik ini, Exhuma seolah berusaha mengabadikan trauma atas kolonialisme melalui personifikasi sosok mistis tentara Jepang.
Sisipan isu sejarah serta patriotisme tersebut menjadi pengingat bahwa berbagai medium dapat digunakan sebagai kampanye nasionalisme dan budaya. Sekalipun itu film horor.
Itulah penjelasan tentang kisah yang menginspirasi film Exhuma, sehingga menjadi film horor yang menarik dan banyak diminati penonton di beberapa negara, termasuk Indonesia. (IF)
ADVERTISEMENT