Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Apakah Wayang termasuk Akulturasi Budaya? Ini Faktanya
12 Agustus 2024 21:06 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negeri yang kaya dengan budaya dan pernah mengalami beberapa akulturasi budaya pada sejumlah bidang seni. Kalau begitu, apakah wayang termasuk akulturasi budaya?
ADVERTISEMENT
Wayang sebagai kesenian Indonesia termasuk akulturasi budaya. Bukti keberadaan akulturasi budaya dalam kesenian wayang Indonesia adalah eksistensi kisah Mahabharata dan Ramayana dalam pewayangan.
Apakah Wayang termasuk Akulturasi Budaya?
Wayang sebagai kesenian sekaligus budaya telah eksis jauh sebelum Indonesia merdeka, bahkan sejak zaman Hindu Buddha. Jika kenyataannya seperti itu, apakah wayang termasuk akulturasi budaya?
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah ya, wayang termasuk akulturasi budaya. Wayang merupakan akulturasi antara budaya Indonesia dengan India .
Akulturasi tersebut dapat terlihat dari kisah pewayangan Indonesia yang terinspirasi dari Mahabharata dan Ramayana. Selain kisah Mahabharata dan Ramayana, ada juga beberapa cerita yang memuat akulturasi budaya Hindu ke budaya Jawa.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Nilai-Nilai Pembentuk Karakter dalam Cerita/Pertunjukan Wayang Purwa karya Soegeng dan Ghufron (2016: 289 – 290), berikut adalah beberapa contoh akulturasi budaya dari Hindu ke budaya Indonesia (Jawa):
Akulturasi Bangsa Lain dalam Wayang Indonesia
Wayang Indonesia memuat akulturasi budaya India, khususnya Hindu. Selain itu, wayang Indonesia juga memuat akulturasi dengan bangsa Arab.
Akulturasi tersebut terlihat dari kemiripan kosakata bahasa Indonesia tentang wayang dengan kosakata bahasa Arab. Mengutip dari Sunan Kalijaga Sang Pelopor Akulturasi Budaya Jawa-Islam karya Maulidya (2022: 35), berikut contohnya:
ADVERTISEMENT
1. Dalang
Dalang berasal dari bahasa Arab “Dalla” yang artinya menunjukkan. Pada konteks ini, dalang adalah seseorang yang menunjukkan kebenaran kepada para penonton wayang.
2. Semar
Karakter “Semar” diambil dari bahasa Arab “Simaar” yang artinya paku. Pada konteks ini, seorang muslim memiliki pendirian dan iman yang kokoh bagai paku yang tertancap Simaaruddunyaa.
3. Petruk
Karakter “Petruk” diambil dari bahasa Arab “Fat-ruuk” yang artinya tinggalkan. Maksudnya adalah seorang muslim meninggalkan segala penyembahan kepada selain Allah, Fatruuk-kuluu man siwallaahi.
Jadi, apakah wayang termasuk akulturasi budaya? Wayang Indonesia termasuk akulturasi budaya, yakni budaya India serta bahasa Arab. (AA)