Asal Usul Aksara Jawa dalam Bahasa Jawa dan Penggunaannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
26 April 2024 22:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Asal usul aksara Jawa dalam bahasa Jawa. Sumbsr: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Asal usul aksara Jawa dalam bahasa Jawa. Sumbsr: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asal usul aksara Jawa dalam bahasa Jawa menjadi pembahasan yang menarik karena tetap digunakan hingga kini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Lemuria Adlantis Nusantara, aksara jawa yang juga dikenal dengan Hanacaraka merupakan salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah lain.
Hingga kini, aksara Jawa masih diajarkan di berbagai sekolah. Namun, bagaimana sejarahnya?

Asal Usul Aksara Jawa dalam Bahasa Jawa

Ilustrasi Asal Usul Aksara Jawa dalam Bahasa Jawa. Sumber: Unsplash
Ternyata, awal mula aksara Jawa masih berkaitan dengan kisah seorang pengembara bernama Aji Saka. Ketika itu, Aji Saka bersama kedua abdinya yang beranama Sembada dan Dora, berasal dari atas angin. Ketiganya sampai di Tanah Jawa.
Di daerah tersebut mereka bertemu dengan seorang raja dzalim yang bernama Dewatacengkar. Aji Saka kemudian terlibat pertikaian dengan sang raja. Akhirnya raja Dewatacengkar berhasil dikalahkan.
ADVERTISEMENT
Kemenangan tersebut berhasil diraih Aji Saka berkat ikat kepalanya yang dapat melebar dan memanjang. Aji Saka kemudian melempar raja ke laut yang berubah menjadi buaya putih lalu meninggal.
Usai kemenangannya, Aji Saka menjadi raja di Medangkamulan. Ia mempunyai sebuah pusaka yang harus disimpan di tempat tersembunyi. Untuk memenuhinya, Aji Saka menyuruh Sembada menjaga petinya di Pulau Majeti.
Pesan dari Aji Saka yakni peti tersebut tidak boleh diberikan pada siapapun kecuali dirinya. Sampai suatu hari, Aji Saka mengutus Dora untuk mengambil pusaka karena membutuhkannya.
Namun Sembada tidak mau memberikannya karena berpegang teguh pada pesan Aji Saka. Akibatnya, kedua abdi tersebut bertengkar hingga keduanya meninggal.
Kejadian tersebut menyebabkan penyesalan mendalam pada diri Aji Saka. Perasaan tersebut dituangkannya dalam kalimat yang berbunyi: Ha-Na-Ca-Ra-Ka (ada utusan) Da-Ta-Sa-Wa-La (Saling berselisih pendapat) Pa-Dha-Ja-Ya-Nya (sama-sama sakti) Ma-Ga-Ba-Tha-Nga (sama-sama menjadi mayat)
ADVERTISEMENT

Penggunaan Aksara Jawa

Aksara Jawa mempunyai vokal yaitu /a/. Ketika hendak menyusun kalimat, biasanya suatu susunan kata mengharuskan huruf vokal dihilangkan.
Untuk memghilangkan huruf vokal, maka diperlukanlah pasangan aksara Jawa. Aksara Jawa berjumlah 20, sehingga pasangannya juga berjumlah 20.
Menurut aturan penulisan, pasangan aksara Jawa hanya boleh diletakkan di tengah atau akhir kalimat dan tidak boleh berada di awal kata maupun kalimat.
Nah, itu dia sekilas pembahasan mengenai asal usul aksara Jawa dalam Bahasa Jawa dan penggunaannya. (LAU)