Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Asal-Usul Burung Cendrawasih yang Keindahannya Mendunia
30 Juli 2024 23:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Burung Cendrawasih termasuk hewan endemik Indonesia Timur dari wilayah Papua yang tidak ditemukan di kawasan lain.
ADVERTISEMENT
Dengan keindahannya warna bulu dan tariannya, burung cendrawasih kerap memukau banyak orang. Lantas bagaimana asal-usul burung cendrawasih? Simak pembahasannya di sini.
Asal-Usul Burung Cendrawasih Singkat
Ika Maryani dan Mukhsin Alfian dalam buku berjudul Ensiklopedia: Satwa Negeriku menjelaskan bahwa burung cendrawasih mempunyai suara yang lumayan merdu dan bulunya sangat indah.
Ekor cendrawasih mempunyai beragam warna dan inilah yang membuat orang terkesima dengan burung ini. Itulah mengapa cendrawasih mendapatkan julukan bird of paradise atau burung dari surga.
Masyarakat Papua dan sekitarnya percaya bahwa asal-usul burung cendrawasih berasal dari kisah seorang wanita setengah baya yang hidup dengan anjing betina miliknya. Pada suatu hari, wanita dan anjing tersebut pergi ke hutan untuk mencari makanan.
ADVERTISEMENT
Wanita itu menemukan pohon pandan dan memakan buah dari pohon pandan tersebut. Setelah memakan buahnya, wanita itu tiba-tiba hamil dan melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Kweiya.
Setelah Kweiya dewasa, kweiya menjodohkan ibunya dengan seorang pria yang telah membantunya membuka hutan untuk dijadikan kebun sebagai lokasi menanam makanan dan sayuran. Di mana pria tersebut memberikan kapak besi kepada Kweiya agar bisa menebang pohon dengan cepat.
Akhirnya, sang ibu menerima pria tersebut dan setelah menikah lahirlah anak-anak lain yang menjadi adik tiri Kweiya. Namun, setelah dewasa, adik-adik tiri Kweiya merasa cemburu dengan kakak tirinya.
Pada suatu hari, saat kedua orang tua mereka pergi mencari makanan, adik-adik Kweiya mengeroyok kakak tirinya dan mengiris tubuhnya sampai terluka.
ADVERTISEMENT
Kweiya kemudian berlari bersembunyi di sudut rumah sambil memintal tali dari kulit pohon (Pogak nggein atau genemo) sebanyak-banyaknya.
Setelah mengetahui apa yang terjadi, ibunya merasa khawatir dengan Kweiya. Ibunya mencari dan memanggil Kweiya, namun yang terdengar adalah bunyi "Eek..ek, ek, ek, ek!".
Kweiya menyisipkan benang pintal pada kaki dan meloncat-loncat di bubungan rumah dan berpindah dari satu dahan pohon ke dahan pohon yang lain.
Melihat hal tersebut, ibunya menangis tersendu-sendu dan menanyakan adakah bagian benang pintalan untuk ibunya. Kweiya mengatakan jika bagian untuk ibunya ada di koba-koba yang ada di sudut rumah.
Setelah menemukan benang pintalan itu, ibunya menyisipkan benang pintalan pada ketiak dan menyusul Kweiya ke dahan pohon yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Keduanya lalu bertengger dan berkicau dengan suara “wong,wong, wong, wong, ko, ko, ko, wo-wik”. Sejak itulah Burung Cendrawasih muncul dan masih ada hingga sekarang.
Demikianlah penjelasan tentang asal-usul burung cendrawasih yang menarik untuk diketahui. (eK)