Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Asal Usul Gelar Haji yang Biasa Digunakan oleh Masyarakat Indonesia
28 Juni 2024 20:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Gelar haji merupakan salah satu gelar yang populer di Indonesia, terutama bagi pemeluk agama Islam yang sudah melaksanakan ibadah haji. Jika melihat dari sejarahnya, ternyata asal usul gelar haji di Indonesia mempunyai kaitan dengan Belanda.
ADVERTISEMENT
Sebelum Belanda menginvasi Indonesia, gelar haji belum populer. Gelar tersebut mulai populer pada masa kolonial karena Belanda melakukan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan perlawanan dari bangsa Indonesia.
Asal Usul Gelar Haji di Indonesia
Kebanyakan umat muslim Indonesia yang telah menunaikan haji di masa kini secara langsung mendapat gelar haji. Gelar tersebut terlihat dari banyaknya orang yang menyebutkannya sebagai haji, misalnya Bu Haji atau Pak Haji.
Walaupun termasuk gelar yang populer dan mempunyai kaitan dengan pemeluk agama Islam di Indonesia. Asal usul gelar haji di negeri ini tidak sepenuhnya merujuk pada kegiatan atau ibadah agama.
Asal usul dari gelar haji di Indonesia justru merupakan ide dari bangsa Eropa yang pernah melakukan penjajahan, yakni Belanda. Ketika menginvasi Indonesia, Belanda sangat berhati-hati terhadap kemungkinan perlawanan dari bangsa ini.
ADVERTISEMENT
Gelar Haji pada Masa Penjajahan Belanda
Jika melihat dari sudut pandang agama Islam, tidak ada kewajiban mengenai pemberian atau penggunaan gelar haji. Keberadaan gelar tersebut murni dari kebiasaan atau budaya dari masyarakat, tidak berkaitan dengan ajaran wajib dalam agama.
Mengutip dari buku Haji: Ibadah yang Mengubah Sejarah Nusantara, Hamzah (2022: 161), sebelum gelar haji populer, masyarakat setempat memanggil orang yang mempunyai pengetahuan spiritual dengan sebutan yang berbeda di setiap wilayah.
Namun, kondisi berubah saat bangsa Eropa mulai menginvasi Indonesia. Pada masa itu, haji mempunyai koneksi yang fleksibel antara masyarakat kelas menengah bawah dengan kelas menengah atas.
Kondisi tersebut membuat haji mampu menjembatani kepentingan penguasa setempat dalam menghimpun simpati serta dukungan masyarakat. Pada masa kerajaan Islam dan awal kolonial Belanda di Indonesia, haji dihormati dan didengar.
ADVERTISEMENT
Haji dihormati dan didengar karena mempunyai kapasitas kemampuan serta keilmuan yang mumpuni. Belanda memiliki kekhawatiran bahwa akan mudah terjadi perlawanan dari bangsa Indonesia.
Guna mengawasi pergerakan tokoh dengan keilmuan mumpuni tersebut, Belanda membuat aturan khusus untuk jemaah haji di Indonesia. Peraturan itu kemudian menghasilkan gelar haji serta ketentuan pakaian berupa jubah, peci, serta serban putih.
Jadi, asal usul gelar haji yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia, sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Keberadaan gelar tersebut memiliki kaitan dengan kekhawatiran Belanda melihat tokoh yang memiliki kemampuan serta keilmuan mumpuni. (AA)