Konten dari Pengguna

Asal-usul Kabah, dari Zaman Nabi Ibrahim hingga Sekarang

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
6 Januari 2025 14:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Asal-usul Kabah, Foto:Unsplash/hardiman hardiman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Asal-usul Kabah, Foto:Unsplash/hardiman hardiman
ADVERTISEMENT
Kabah, bangunan suci yang menjadi pusat perhatian umat Muslim di seluruh dunia, memiliki sejarah panjang dan mendalam yang terus menarik untuk ditelusuri. Begini asal-usul Kabah.
ADVERTISEMENT
Terletak di tengah Masjidil Haram, Makkah, Kabah tidak hanya menjadi kiblat dalam salat, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan pengabdian kepada Allah SWT.
Keberadaannya yang begitu sentral dalam kehidupan spiritual umat Islam membuat kisah asal-usulnya menjadi bagian penting dari sejarah dan tradisi keagamaan.

Asal-usul Kabah

Ilustrasi Asal-usul Kabah, Foto:Unsplash/haidan
Dikutip dari laman kemenag.go.id, asal-usul Kabah adalah kisah yang sarat makna dan penuh keagungan, mencerminkan perjalanan spiritual umat Islam sejak zaman Nabi Ibrahim hingga era modern.
Berdasarkan Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 127, Nabi Ibrahim AS bersama putranya, Nabi Ismail AS, atas perintah Allah SWT, meninggikan bangunan Kabah yang kemudian ditetapkan sebagai tempat suci bagi umat Muslim.
Sejak saat itu, Kabah menjadi pusat ibadah, tempat melaksanakan salat, tawaf, dan itikaf, serta simbol ketaatan yang menyatukan seluruh umat Islam di dunia.
ADVERTISEMENT
Bangunan ini tidak hanya memiliki nilai spiritual yang mendalam, tetapi juga menjadi saksi perjalanan sejarah yang panjang dan penuh dinamika.
Dalam perjalanannya, Kabah mengalami berbagai fase perbaikan dan renovasi. Salah satu renovasi paling bersejarah terjadi pada masa Dinasti Umayyah di bawah Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Setelah mendapat laporan dari Hajjaj bin Yusuf, Kabah yang telah direnovasi oleh Abdullah bin Zubair dikembalikan ke bentuk sebelumnya, yang dianggap lebih mendekati konstruksi asli Nabi Ibrahim.
Proses ini melibatkan pengubahan struktur bangunan, seperti penutupan salah satu pintu dan peninggian pintu lainnya. Renovasi ini sekaligus menjadi upaya menjaga kesakralan Kabah sesuai tradisi.
Pada masa berikutnya, Khalifah Harun Al-Rasyid sempat merencanakan mengembalikan Kabah ke bentuk yang lebih menyerupai konstruksi awal Nabi Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Namun, rencana ini dibatalkan setelah ia berkonsultasi dengan Imam Malik, yang mengingatkan pentingnya menjaga Kabah dari perubahan terus-menerus yang dapat merusak kepercayaan umat.
Pesan ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah pemeliharaan Kabah. Renovasi besar lainnya terjadi pada masa Kesultanan Ottoman di bawah Sultan Murad Khan.
Setelah banjir besar pada tahun 1039 H merusak sebagian besar dinding Kabah, Sultan Murad memerintahkan pembangunan ulang yang melibatkan fondasi baru, menjadikan Kabah lebih kokoh dan tahan lama.
Asal-usul Kabah yang terus dirawat, dipelihara, dan dihormati oleh berbagai generasi mencerminkan perjalanan panjang bangunan ini sebagai pusat spiritual umat Islam.
Dari zaman Nabi Ibrahim hingga masa modern, Kabah tetap menjadi simbol ketaatan, persatuan, dan keimanan yang menginspirasi miliaran umat Muslim di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Dengan segala keistimewaannya, Kabah tidak hanya menjadi poros ibadah, tetapi juga cerminan warisan sejarah yang tidak ternilai. (DANI)