Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Asal-usul Ketoprak, Sejarah, dan Perkembangannya dalam Budaya Indonesia
16 Januari 2025 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketoprak tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga sarana penyampaian nilai-nilai sosial, budaya, dan moral.
Asal-Usul Ketoprak, Seni Tari dari Jawa
Berikut adalah asal-usul ketoprak, seni pertunjukan yang menjadi bagian penting dalam budaya Indonesia, mengutip dari palbapang.bantulkab.go.id.
Ketoprak diyakini muncul pada abad ke-19 sebagai hiburan sederhana yang dimainkan oleh masyarakat pedesaan Jawa.
Awalnya, pertunjukan ini menggunakan alat musik tradisional seperti lesung dan alu, yang biasa digunakan untuk menumbuk padi. Suara tabuhan "prak-prak" dari alat-alat tersebut menjadi dasar penamaan seni ini.
Pada awal perkembangannya, ketoprak memiliki sifat sakral dan hanya dipentaskan di lingkungan keraton. Dalam konteks tersebut, ketoprak sering dikaitkan dengan upacara pemujaan Dewi Sri, dewi kesuburan dalam tradisi Jawa.
Tradisi memainkan ketoprak saat bulan purnama menjadi simbol harapan bagi masyarakat agraris, khususnya dalam memperkuat ikatan komunitas dan meminta kesuburan panen.
ADVERTISEMENT
Ketika seni ini mulai keluar dari lingkungan keraton sekitar tahun 1922, pertunjukan ketoprak berkembang menjadi bentuk hiburan rakyat yang lebih kompleks.
Ketoprak mulai mengadaptasi cerita-cerita legenda, mitos, dan sejarah yang berasal dari tradisi lisan masyarakat.
Misalnya, cerita Panembahan Senopati, Roro Jonggrang, hingga kisah Babad Tanah Jawa .
Pengaruh seni wayang orang dan ludruk turut memperkaya elemen-elemen drama dalam ketoprak, seperti penggunaan kostum tradisional dan dialog berbahasa Jawa yang penuh humor serta kritik sosial.
Pada masa penjajahan, ketoprak mengalami pergeseran fungsi menjadi media perjuangan. Seni ini digunakan untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan menyampaikan kritik terhadap pemerintah kolonial.
Kisah-kisah kepahlawanan dan perjuangan melawan penjajah sering menjadi tema utama pertunjukan pada masa itu.
Dalam pertunjukannya, ketoprak tidak hanya menampilkan drama dan tari, tetapi juga menyisipkan unsur musik gamelan yang harmonis.
ADVERTISEMENT
Tokoh-tokoh dalam cerita sering digambarkan dengan karakter yang kuat, baik sebagai pemimpin bijak, tokoh heroik, maupun tokoh jenaka yang memberikan nuansa humor segar.
Ketoprak terus berkembang hingga era modern dengan menyesuaikan tema ceritanya pada konteks zaman.
Kini, seni ini menjadi bagian penting dalam berbagai acara budaya seperti peringatan hari besar, festival seni, dan perlombaan antarwilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Meskipun sempat meredup pada masa pandemi, ketoprak kembali dihidupkan melalui pementasan daring dan berbagai inisiatif pelestarian seni tradisional.
Sebagai kesimpulan, ketoprak bukan hanya seni pertunjukan, tetapi juga simbol kekayaan budaya Indonesia yang perlu dijaga keberadaannya.
Asal-usul ketoprak yang penuh nilai sejarah dan budaya menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan warisan leluhur. (Shofia)
ADVERTISEMENT
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 16 Januari 2025, 18:05 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini