Konten dari Pengguna

Asal-usul Santa Claus dan Kisah Menarik di Baliknya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 Desember 2024 20:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi asal-usul Santa Claus. Foto: Pexels.com/Andrea Piacquadio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asal-usul Santa Claus. Foto: Pexels.com/Andrea Piacquadio
ADVERTISEMENT
Asal-usul Santa Claus menjadi salah satu topik menarik dalam sejarah tradisi Natal.
ADVERTISEMENT
Karakter ikonis ini telah menjadi simbol kebahagiaan dan kemurahan hati di berbagai belahan dunia. Namun, untuk memahami asal-usulnya, diperlukan penelusuran sejarah yang menghubungkan tradisi kuno, tokoh religius, dan budaya populer.

Asal-Usul Santa Claus

Ilustrasi asal-usul Santa Claus. Foto: Pexels.com/Alexander Pöllinger
Mengutip dari reflector.uindy.edu, asal-usul Santa Claus dapat ditelusuri hingga figur Saint Nicholas dari Myra, seorang uskup dari abad ke-4 yang dikenal karena tindakan kebaikan dan kemurahan hatinya.
Saint Nicholas lahir di wilayah yang kini dikenal sebagai Turki dan menjadi terkenal karena membantu orang-orang miskin serta menyelamatkan anak-anak dari penderitaan.
Salah satu cerita paling ikonis adalah ketika ia memberikan emas kepada tiga gadis miskin untuk membantu mereka menikah.
Emas tersebut, menurut legenda, dilempar melalui jendela rumah mereka dan mendarat di kaus kaki yang tergantung untuk dikeringkan di dekat perapian. Tradisi ini menjadi awal mula kebiasaan menggantung kaus kaki untuk hadiah Natal.
ADVERTISEMENT
Pada abad pertengahan, kisah Saint Nicholas menyebar ke Eropa, terutama di Belanda, di mana ia dikenal sebagai Sinterklaas.
Figur ini menjadi bagian penting dari perayaan Natal di Belanda, dengan tradisi membagikan hadiah kepada anak-anak pada tanggal 6 Desember, hari yang diperingati sebagai Saint Nicholas Day.
Sinterklaas digambarkan sebagai pria tua berjanggut putih, mengenakan jubah merah, dan mengendarai kuda putih.
Ia sering dikisahkan masuk ke rumah-rumah melalui cerobong asap untuk meninggalkan hadiah.
Ketika kolonialis Belanda membawa tradisi Sinterklaas ke Amerika Utara pada abad ke-17, cerita ini mengalami transformasi.
Nama Sinterklaas berubah menjadi Santa Claus di tangan imigran di New Amsterdam, yang kini dikenal sebagai New York.
Selama abad ke-19, Santa Claus mulai mendapatkan elemen-elemen khasnya melalui karya sastra dan seni.
ADVERTISEMENT
Puisi berjudul A Visit from St. Nicholas (1823), yang dikenal dengan baris pembukanya "’Twas the Night Before Christmas," menggambarkan Santa sebagai sosok ceria yang mengendarai kereta salju yang ditarik oleh rusa kutub.
Ilustrator Thomas Nast kemudian memainkan peran penting dalam menciptakan citra modern Santa Claus.
Melalui karyanya pada akhir abad ke-19, Santa Claus digambarkan sebagai pria gemuk dengan janggut putih, mengenakan pakaian merah, dan sering terlihat membawa karung hadiah.
Figur ini terus berkembang, terutama berkat iklan Coca-Cola pada tahun 1930-an, yang mempopulerkan citra Santa Claus seperti yang kita kenal hari ini: seorang pria tua yang ceria dan membawa sukacita Natal.
Santa Claus juga menggabungkan elemen dari Father Christmas, figur tradisional dari Inggris, yang mewakili semangat perayaan musim dingin.
ADVERTISEMENT
Kombinasi tradisi Eropa dan pengaruh budaya populer Amerika menjadikan Santa Claus sebagai simbol global dari Natal.
Asal-usul Santa Claus menunjukkan bagaimana mitos dan tradisi dapat beradaptasi dengan budaya, menciptakan figur yang terus relevan sepanjang zaman. (Khoirul)