Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Asal-usul Tradisi Fahombo atau Lompat Batu
15 September 2024 20:28 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masih banyak yang mempertanyakan perihal tradisi Fahombo atau lompat batu adalah warisan budaya tak benda dari pulau mana?. Pasalnya, prosesi untuk melakukan tradisi ini cukup unik dan menarik untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Sedikit bocoran, tradisi Fahombo merupakan simbol kedewasaan bagi laki-laki. Tradisi Fahombo sendiri dilakukan dengan cara melompati batu setinggi lebih dari 2 meter sehingga perlu trik tersendiri agar berhasil dan tidak sampai mengalami cedera serius.
Tradisi Fahombo atau Lompat Batu adalah Warisan Budaya tak Benda dari Pulau Mana?
Menjawab pertanyaan tradisi Fahombo atau lompat batu adalah warisan budaya tak benda dari pulau mana? Jawabannya yakni dari Nias.
Dikutip dari buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia, Fitri Haryani NasuXon, (2019:39), dijelaskan bahwa tradisi Fahombo merupakan salah satu tradisi yang dilakukan suku Nias, sebagai simbol kedewasaan bagi laki-laki.
Sejak berusia 10 tahun, anak laki-laki di Nias sudah dilatih dan dipersiapkan untuk melakukan Fahombo. Tanpa latihan, tentu akan sulit untuk melompati batuberbentuk piramida dengan ketinggian lebih dari 2 meter dan ketebalan kurang lebih 40 cm.
ADVERTISEMENT
Asal-usul Tradisi Fahombo
Tradisi Fahombo bermula dari perang suku antar masyarakat Nias. Di masa lalu, masyarakat Nias membangun benteng tinggi untuk melindungi wilayahnya masing-masing.
Jadi agar bisa masuk ke kubu lawan, masyarakat di masa itu diharuskan melatih kemampuan melompatnya. Seiring berjalannya waktu, akhirnya muncul tradisi lompat batu turun-temurun bagi laki-laki.
Tradisi lompat batu ini menjadi tradisi wajib bagi para pemuda Nias. Jika berhasil melompati batu dengan ketentuan yang diberlakukan, maka mereka telah dianggap dewasa.
Pada pelaksanaannya, pemuda yang akan melakukan tradisi lompat batu Fahombo diharuskan mengenakan pakaian adat pejuang Nias.
Bukan tanpa alasan, pakaian ini menjadi tanda bahwa pemuda yang mengenakannya siap menjadi lelaki desa serta siap mengemban segala tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Demikianlah ulasan seputar tradisi Fahombo atau lompat batu adalah warisan budaya tak benda dari pulau mana? Yang memang patut diketahui oleh masyarakat Indonesia . Salah satu tujuannya untuk menambah rasa cinta terhadap adat dan tradisi nusantara.