Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Eksistensi Kerajaan Tidore Maluku Utara? Ini Sejarahnya
23 Juli 2024 23:18 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana eksistensi Kerajaan Tidore Maluku Utara? Pertanyaan ini menjadi salah satu bahasan dalam materi sejarah Indonesia. Selama kerajaan ini berdiri, terdapat berbagai pencapaian yang berhasil dicapai.
ADVERTISEMENT
Ulasan Bagaimana Eksistensi Kerajaan Tidore Maluku Utara
Mengutip dari dalam buku berjudul Mengenal Kerajaan-kerajaan Besar Nusantara yang disusun oleh Mahadewa Adi Seta (2018: 86), Kerajaan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam yang berada di kepulauan Maluku. Kesultanan ini berpusat di Tidore, Maluku Utara. Masa kejayaan kesultanan Tidore terjadi sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Tidore Maluku Utara ini membentang mulai dari pulau Halmahera Selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, dan pulau-pulau lainnya di Pesisir Papua Barat. Kerajaan Tidore berlokasi di sebelah selatan Ternate.
Raja pertama yang memerintah Kerajaan Tidore pertama adalah Muhammad Naqil. Agama Islam diresmikan sebagai agama resmi kerajaan, yaitu tepatnya pada abad ke-14. Namun raja Tidore yang menjadikan agama Islam sebagai agama resmi kerajaan adalah Sultan Djamaluddin yang merupakan Raja Tidore ke-11.
ADVERTISEMENT
Masa kejayaan Kerajaan Tidore berhasil dicapai di bawah pemerintahan Sultan Nuku. sebagai kerajaan bercorak Islam, kehidupan masyarakat Tidore diterapkan dengan menggunakan hukum Islam. Semasa pemerintahan Sultan Nuku, terjadi perlawanan terhadap pihak Belanda yaitu VOC.
Dikutip dari dalam buku berjudul Biografi Pahlawan Kusuma Bangsa, yang disusun Ria L (2011: 60), Sultan Nuku melakukan perlawanan bersama adiknya yaitu Kamaluddin untuk melawan Belanda. Perlawanan yang dilakukan Sultan Nuku bersama Kamaluddin ini dilakukan karena Belanda ingin ikut campur dalam mengatur pergantian tahta di Kerajaan Tidore.
Pihak Belanda berniat untuk menggantikan kedudukan Sultan Jamaluddin untuk menguasai Kerajaan Tidore. Kemudian mengusulkan Kaicil Gay Jira sebagai penerus tahta. Namun Sultan Nuku tidak setuju dan melakukan perlawanan. Upaya yang dilakukan Sultan Nuku membuahkan hasil dengan diangkatnya Kamaluddin sebagai sultan di Kerajaan Tidore.
ADVERTISEMENT
Kemudian Sultan Nuku meninggalkan Kerajaan Tidore untuk mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil yang ada di sekitar Pulau Seram dan Papua. Namun upaya yang dilakukan Nuku ternyata berhasil dikuasai Belanda.
Demikian pembahasan mengenai bagaimana eksistensi Kerajaan Tidore Maluku Utara yang menarik untuk dijadikan sebagai pengetahuan tambahan. (DAP)