Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Suasana Pembentukan BPUPKI? Ini Penjelasannya
25 September 2024 16:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada suasana pembentukan BPUPKI , suasana harapan dan kebangkitan nasional menggema saat BPUPKI dibentuk, menjadi titik awal perumusan dasar-dasar negara yang akan membentuk masa depan bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs an-nur.ac.id, BPUPKI menjadi platform utama untuk para pemimpin nasionalis Indonesia untuk berdiskusi dan merumuskan dasar negara yang akan diterapkan setelah kemerdekaan.
Suasana Pembentukan BPUPKI
Bagaimana suasana pembentukan BPUPKI? Suasana pembentukan BPUPKI adalah ketika Jepang mulai terdesak oleh sekutu dan memperlihatkan tanda-tanda akan kalah akibat serangan Amerika Serikat di wilayah yang diduduki oleh Jepang di Samudera Pasifik.
Mengutip buku Sejarah, Prof. Dr. Habib Mustopo Dkk., (2007:97), pada tahun 1944, Saipan jatuh ke tangan sekutu dan demikian juga dengan pasukan Jepang di Papua Nugini, Kepulauan Marshall, dan Kepulauan Solomon yang berhasil dipukul mundur pasukan sekutu.
Dengan demikian, seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik telah hancur dan bayang-bayang kekalahan Jepang mulai terlihat. Selanjutnya, Jepang mengalami serangan udara di Makassar, Manado, Surabaya, dan Ambon.
ADVERTISEMENT
Bahkan, pasukan sekutu telah mendarat di daerah-daerah yang dikenal sebagai daerah penghasil minyak, seperti Tarakan dan Balikpapan.
Dikutip dari situs an-nur.ac.id, munculnya ide untuk membentuk BPUPKI bermula dari kesadaran akan pentingnya persiapan menyeluruh sebelum meraih kemerdekaan.
Mengutip buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas IX, Tim Ganesha Operation, (2020:91), pada awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya makin terdesak.
Termasuk suasana pembentukan BPUPKI, dalam keadaan tersebut, Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Janji ini disampaikan oleh Perdana Menteri Kuniaki Koiso dalam sidang parlemen ke-85 di Tokyo pada 7 September 1944.
Langkah awal yang dilakukan oleh Jepang terkait janji kemerdekaan kepada Indonesia adalah membentuk Chuo Sangi Ini, yakni Dewan Pertimbangan Pusat.
ADVERTISEMENT
Salah satu anjuran dari Chuo Sangi In adalah pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada tanggal 1 Maret 1945, pemerintah pendudukan Jepang di Jawa mengumumkan pembentukan BPUPKI.
Tujuan pembentukannya adalah untuk mempelajari dan menyelidiki berbagai hal penting yang berkaitan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia.
Ketua BPUPKI adalah dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dan wakilnya adalah Raden Panji Soeroso dan Ichibangase Yosio (seorang warga negara Jepang).
BPUPKI menyelenggarakan sidang sebanyak 2 kali. Tetapi pada masa istirahat atau reses, BPUPKI juga mengadakan pertemuan tidak resmi.
Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan pada 29 Mei 1945-1 Juni 1945 dan sidang kedua dilaksanakan pada 10-17 Juli 1945.
Dari suasana pembentukan BPUPKI, dengan semangat kebersamaan dan cita-cita yang kuat, BPUPKI berhasil merumuskan dasar-dasar negara yang akan menjadi fondasi kemerdekaan Indonesia , mengantarkan bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT