Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Benteng Fort de Kock, Saksi Bisu Perlawanan Kaum Paderi Terhadap Belanda
30 Mei 2024 20:35 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Foto Hanya Sekedar Ilustrasi: Benteng Fort de Kock. Sumber: Pixabay.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hz4pch046z0a0m0y1kr4dfy7.png)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui sejarah benteng Fort de Kock yang menarik, simak penjelasan berikut!
Sejarah Benteng Fort de Kock
Tri Maya Yulianingsih dalam buku berjudul Jelajah Wisata Nusantara menjelaskan bahwa benteng Fort De Kock didirikan oleh Kapten Bouer di tahun 1825, tepatnya pada masa Baron Hendrik Markus De Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Benteng ini terletak di atas Bukit Jirek yang digunakan Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya perang Paderi di tahun 1821 sampai 1837.
Perlawanan rakyat dalam perang Paderi dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol dan Harimau Nan Salapan. Ada banyak meriam-meriam kuno sekitar abad ke-19 yang masih ada di sekitar benteng ini.
ADVERTISEMENT
Benteng Fort de Kock masih berdiri kokoh hingga sekarang dan sebagian besar bangunan yang tingginya 20 cm telah dicat berwarna putih-hijau. Benteng Fort de Kock telah dilengkapi dengan meriam kecil pada keempat sudutnya.
Pemerintah daerah telah melakukan pemugaran dan sekarang menjadi sebuah taman dengan pepohonan yang banyak, sehingga lokasinya menjadi semakin rindang. Dari lokasi wisata ini masyarakat bisa menikmati indahnya Kota Bukittinggi dan daerah sekitarnya.
Fungsi Benteng Fort de Kock
Aprina dalam buku berjudul Panduan Wisata Budaya dan Alam Indonesia: Sumatera Barat menjelaskan bahwa benteng Fort de Kock tidak hanya dijadikan sebagai pusat pertahanan kolonial Belanda, namun juga sebagai lokasi peristirahatan pada opsir Belanda yang berada di kawasan jajahan.
Terlebih pada masa pemerintahan Belanda, Bukittinggi pernah dijadikan sebagai salah satu pusat pemerintahan Indonesia , pada waktu tersebut kota ini disebut sebagai Gemetelyk Resort pada tahun 1828.
ADVERTISEMENT
Rute Menuju Benteng Fort de Kock
Bagi yang ingin berkunjung ke benteng Fort de Kock, akses menuju lokasi sangat mudah. Kawasan ini hanya berlokasi kurang lebih satu km dari pusat kota Bukittinggi.
Tepatnya di kawasan Jam Gadang, di terusan jalan Tuanku nan Renceh. Jika berkunjung ke sini, pengunjung bisa naik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Itulah penjelasan tentang benteng Fort de Kock yang merupakan benteng peninggalan Belanda di Indonesia. (eK)