Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bentuk Budaya Patriarki dalam Rumah Tangga dan Pengaruhnya terhadap Keluarga
18 Oktober 2024 19:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bentuk Budaya patriarki dalam rumah tangga merupakan fenomena sosial yang telah berlangsung lama dan mempengaruhi struktur serta dinamika keluarga di berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam sistem ini, laki-laki sering kali memegang kendali atas pengambilan keputusan dan peran utama dalam ekonomi keluarga, sementara perempuan cenderung terjebak dalam peran domestik.
Pengaruh budaya patriarki tidak hanya terbatas pada pembagian tugas, tetapi juga menciptakan ketidaksetaraan yang berdampak pada kesehatan mental, hubungan interpersonal, dan perkembangan anak.
Bentuk Budaya Patriaki dalam Rumah Tangga
Bentuk budaya patriarki dalam rumah tangga dapat tercermin dalam pembagian peran, pengambilan keputusan, dan interaksi antar anggota keluarga.
Dikutip dari jurnal Budaya Patriarki dalam Rumah Tangga menurut Perspektif Hukum Islam oleh Muhammad Syahrizan (2024) budaya patriarki adalah sistem sosial di mana pria memegang dominasi dalam hal otoritas, kekuasaan, dan kontrol dalam keluarga.
Pendekatan ini menunjukkan peran gender yang terpisah dan berjenjang, di mana perempuan dan anak-anak sering kali berada di bawah pengaruh dan kendali pria. Berikut bentuk budaya patriaki:
ADVERTISEMENT
1. Pembagian Peran Berdasarkan Gender
Dalam banyak keluarga yang mengadopsi budaya patriarki, pembagian peran biasanya ditentukan oleh gender.
Laki-laki sering dianggap sebagai pencari nafkah utama, sedangkan perempuan lebih diharapkan untuk menjalankan tugas-tugas domestik, seperti mengurus rumah dan merawat anak.
Akibatnya, perempuan sering kehilangan kesempatan untuk mengembangkan karier dan potensi mereka.
2. Pengambilan Keputusan
Dalam keluarga patriarkal, keputusan penting umumnya diambil oleh kepala keluarga, yaitu laki-laki. Perempuan jarang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, meskipun pandangan mereka sangat berharga.
Situasi ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan rasa tidak berdaya di kalangan perempuan, yang seharusnya memiliki suara dalam masalah keluarga.
3. Penggunaan Kekuasaan
Budaya patriarki juga tercermin dalam cara laki-laki menggunakan kekuasaan di dalam rumah tangga.
Dalam beberapa situasi, hal ini dapat mengarah pada kekerasan dalam rumah tangga, baik secara fisik maupun emosional. Ketidaksetaraan ini dapat menciptakan suasana yang tidak sehat dan penuh ketegangan.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Patriarki terhadap Keluarga
Berikut adalah pengaruh patriarki terhadap keluarga , yang juga perlu diketahui :
1. Ketidaksetaraan Gender
Salah satu konsekuensi paling nyata dari budaya patriarki adalah adanya ketidaksetaraan gender yang mendalam. Perempuan sering diabaikan dalam akses terhadap pendidikan dan peluang kerja, yang berdampak pada kemandirian ekonomi.
Situasi ini tidak hanya mempengaruhi perempuan, tetapi juga anak-anak, yang dapat menginternalisasi norma-norma patriarkal tersebut.
2. Dinamika Keluarga
Budaya patriarki dapat mempengaruhi keseluruhan dinamika dalam keluarga. Ketika keputusan diambil secara otoriter, hubungan antar anggota keluarga bisa menjadi tegang.
Rasa saling menghormati dan komunikasi yang terbuka seringkali terabaikan, sehingga menciptakan jarak emosional antara suami dan istri, serta antara orang tua dan anak.
3. Dampak pada Kesehatan Mental
Perempuan yang hidup dalam sistem patriarki mungkin mengalami stres, kecemasan, dan depresi akibat ketidakpuasan terhadap peran.
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan patriarkal juga dapat terpengaruh, yang berdampak pada perkembangan emosional dan psikologis. Mungkin merasa tertekan untuk mematuhi norma-norma yang ada, yang bisa membatasi kebebasan dan ekspresi dirinya.
Bentuk budaya patriarki dalam rumah tangga memberikan dampak yang signifikan terhadap dinamika sosial dan relasi gender, penting untuk terus mengedukasi dan menyadarkan semua pihak tentang nilai kesetaraan.
Dapat menciptakan lingkungan rumah tangga yang lebih adil dan harmonis, di mana setiap individu, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi.(shr)
Baca juga: Roro Jonggrang Candi Apa? Ini Kisahnya