Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Bentuk Perjuangan Wolter Monginsidi dan Akhir Hidupnya
19 Februari 2024 22:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bentuk perjuangan Wolter Monginsidi terlihat dari keterlibatannya dalam berbagai gerakan melawan penjajah. Sebut saja Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi, Barisan Angkatan Muda Pelajar, sampai Pasukan Ronggeng Daeng Rono.
ADVERTISEMENT
Mari simak penjelasan tentang bentuk perjuangan Wolter Monginsidi selengkapnya dalam ulasan berikut.
Pelajari Bentuk Perjuangan Wolter Monginsidi hingga Akhir Hidupnya
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, perjuangan tidak lantas berakhir. Indonesia masih harus menghadapi Belanda yang tetap bertahan usai kepergian Jepang. Wolter Monginsidi adalah salah satu tokoh pejuang asal Sulawesi Selatan yang pantang menyerah untuk memukul mundur Belanda dari Bumi Pertiwi.
Melansir situs ikpni.or.id, Robert Wolter Monginsidi juga dikenal sebagai pejuang tangguh dan pemberani. Aksinya dalam melawan penjajah selalu berhasil. Lantas, apa saja bentuk perjuangan Wolter Monginsidi? Simak penjelasannya dalam ulasan ini.
1. Ikut Serta dalam Barisan LAPRIS
Pada 17 Juli 1946, ia bersama para pemuda pejuang lainnya mendirikan sebuah organisasi perjuangan yang diberi nama Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS), yang terdiri dari 19 satuan perjuangan.
ADVERTISEMENT
Dalam barisan LAPRIS, Wolter Monginsidi ditugaskan sebagai sekretaris jenderal yang sekaligus memimpin operasi. Beberapa program perjuangan LAPRIS antara lain membersihkan mata-mata atau kaki tangan NICA, merampas senjata musuh, mengganggu lalu lintas dengan menghadang mobil tentara serta polisi Belanda, menghalangi kendaraan yang mengangkut barang-barang kepentingan Belanda, hingga memusnahkan bangunan vital milik Belanda.
2. Memimpin Barisan Angkatan Muda Pelajar
Wolter Monginsidi bersama Maulwi Saelan dan teman-temannya juga sempat memimpin Barisan Angkatan Muda Pelajar yang terus memberi perlawanan kepada Belanda.
Sampai tanggal 17 Oktober 1945, di bawah koordinasinya, semua kekuatan para pemuda pejuang yang ada di Ujung Pandang dipusatkan untuk mengadakan serangan umum pada musuh.
Penyerbuan dilakukan ke Tangsi Belanda di Mariso, Stasiun Pemancar Radio Makassar, dan lokasi lain milik Belanda. Barisan ini pun merebut berbagai tempat strategis, gedung-gedung penting, dan bangunan vital yang sudah diduduki tentara Belanda
ADVERTISEMENT
3. Tergabung dalam Pasukan Ronggeng Daeng Rono
Wolter Monginsidi juga pernah menggabungkan diri dengan pasukan Ronggeng Daeng Rono. Markas pasukan ini ada di Plongbangkeng. Monginsidi bertugas sebagai penyidik karena kemampuannya dalam berbahasa asing dan wajahnya yang dinilai mirip orang Indo-Belanda. Bukan hanya itu, dia pun sering memasuki kota Ujung Pandang sendiri dan menyamar sebagai tentara Belanda.
Dia menghentikan mobil jeep tentara Belanda untuk ikut menumpang. Namun, di tengah jalan Monginsidi akan menodongkan pistol pada pengemudi hingga membuatnya tak berdaya. Ia lantas merampas senjata dan mobilnya.
Perjuangan Wolter Monginsidi harus berakhir setelah dia dieksekusi oleh tim penembak Belanda pada 5 September 1949. Jasadnya lantas dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Panaikang Makassar tanggal 10 November 1990.
Demikian bentuk perjuangan Wolter Monginsidi yang dikenal sebagai sosok pemberani dan pantang menyerah. Ia dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada 6 November 1973. (DN)
ADVERTISEMENT