Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Bentuk Perlawanan Sultan Agung Hanyakrakusuma kepada VOC
1 Februari 2024 22:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu tujuan dari penyerangan tersebut adalah mengusir VOC dari Batavia. VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) itu sendiri merupakan perusahaan dagang Belanda yang melakukan monopoli perdagangan di Asia, termasuk Indonesia.
Bentuk Perlawanan Sultan Agung Hanyakrakusuma
Pada masa penjajahan Belanda, ada banyak pahlawan Indonesia yang melakukan perlawanan. Salah satu di antaranya adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Mengutip dari buku Wahana Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 5 SD Semester Kedua karya Tim Pena Cendekia (2007: 7), Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah raja Kerajaan Mataram Islam yang ketiga. Sultan Agung memerintah sejak tahun 1613 sampai dengan 1645.
Ketika VOC hadir dan berusaha menguasai Batavia yang saat ini bernama Jakarta, Sultan Agung menampakkan ketidaksukaannya. Ketidaksukaan itu semakin menjadi karena tindakan VOC yang semena-mena terhadap rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rangkaian penderitaan rakyat yang diakibatkan oleh VOC membuat Sultan Agung mengambil sikap, yakni melakukan penyerangan. Bentuk perlawanan Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah mengirim pasukan guna menyerang kedudukan Belanda di Batavia.
Penyerangan Pasukan Sultan Agung terhadap VOC di Batavia
Penyerangan pasukan Sultan Agung terhadap VOC di Batavia pertama kali terjadi pada tahun 1628. Pada saat itu, pasukan dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
Namun, penyerangan tersebut gagal sebab tentara Mataram mengalami kekurangan makanan. Bukan hanya gagal, penyerangan itu pun turut membuat Tumenggung Bahurekso gugur.
Setelah mengalami kegagalan pada penyerangan pertama, Sultan Agung tidak berputus asa. Raja ketiga dari Kerajaan Mataram Islam itu kembali merencanakan penyerangan.
Mengutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar/MI Kelas 5 karya Kusnandar (2008: 84), pada tahun 1629, Mataram kembali mengirim pasukan ke Batavia dengan persiapan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Sultan Agung telah membuat perintah untuk membangun lumbung beras. Serangan kedua terbilang kuat sehingga berhasil menghancurkan Benteng Holandia milik VOC.
Namun, serangan tersebut kembali gagal karena VOC membakar lumbung beras Mataram. Walaupun demikian, hingga wafat pada tahun 1654 pun Sultan Agung terus mengobarkan perlawanan sebab tidak setuju dengan pendudukan Belanda di Nusantara.
Kini, jelas bahwa bentuk perlawanan Sultan Agung Hanyakrakusuma kepada VOC adalah mengirimkan pasukannya ke Batavia. Salah satu hal yang membuatnya melakukan perlawanan adalah tindakan semena-mena VOC terhadap rakyat Indonesia. (AA)