Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Candi Plaosan: Sejarah Bukti Kisah Cinta Beda Agama
25 Maret 2024 22:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bagaimana kisah selengkapnya? Simak dalam penjelasan di bawah ini!
Sejarah Candi Plaosan
Rizem Aizid dalam buku berjudul Pasang Surut Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha dan Bangkitnya Kerajaan Islam di Nusantara menjelaskan bahwa Candi Plaosan adalah sebutan untuk kompleks percandian yang berlokasi di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah .
Candi ini berlokasi sekitar satu km ke arah timur laut dari Candi Sewu dan Candi Prambanan. Adanya kemuncak stupa, arca Buddha, dan candi-candi perwara (pendamping/kecil) yang bentuknya stupa menandakan bahwa candi-candi tersebut adalah candi Buddha.
Komplek ini dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada zaman Kerajaan Medang atau terkenal sebagai Kerajaan Mataram Kuno. Komplek Candi Plaosan terdiri dari Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.
ADVERTISEMENT
Seorang filolog dari Belanda yang bernama J.G. De Casparis merujuk pada isi Prasasti Cri Kahulunan (842 M) menyatakan bahwa Candi Plaosan Lor pembangunannya dilaksanakan oleh Ratu Sri Sultan Kahulunan.
Sri Kahulunan merupakan gelar yang disematkan kepada Pramodawardhani, seorang putri Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra yang menjadi permaisuri dari Rakai Pikatan.
Namun, dalam pendapat lain menjelaskan bahwa candi ini pembangunannya pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Jadi, yang dimaksud Sri Kahulunan, yakni ibu Rankai Galung yang telah memerintah pada Kerajaan Mataram Kuno sebelum Rakai Pikatan naik tahta.
Mitos yang Menyelimuti Candi Plaosan
Candi Plaosan terkenal sebagai candi yang menjadi saksi bisu cinta beda agama yang pernah terjadi pada masanya. Lantas siapa yang terjerat kisah cinta beda agama?
ADVERTISEMENT
Kisah cinta beda agama dialami oleh Rakai Pikatan dengan sang permaisurinya, yakni Pramodhawardani. Candi Plaosan ini menjadi bukti kekuatan cinta beda agama yang bisa bersatu dan menjadi simbol toleransi umat beragama di masa Kerajaan Mataram Kuno.
Dengan adanya kisah ini, ada mitos yang berkembang di tengah masyarakat. Setiap pasangan yang mengunjungi Kompleks Candi Plaosan, maka hubungan yang mereka jalani akan langgeng.
Demikianlah tentang Candi Plaosan yang kaya akan nilai sejarah. (eK)