Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Cara Berpikir Diakronik dalam Mempelajari Sejarah
28 Agustus 2024 23:34 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Cara berpikir diakronik dalam mempelajari sejarah menjadi pengetahuan yang penting dipahami.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ilmu Sejarah oleh M. Dien dan Johan Wahyudhi, sejarah merupakan pengalaman hidup manusia pada masa lalu dan berlangsung sepanjang usia manusia. Mempelajari sejarah memiliki tujuan supaya pengalaman manusia dapat menjadi inspirasi, pengingat, maupun pelajaran.
Dalam mempelajari sejarah, terdapat cara berpikir diakronik. Bagaimana penjelasannya?
Cara Berpikir Diakronik dalam Mempelajari Sejarah
Kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yakni Dia dan Chronos. Dia memiliki arti sebagai melalui, melintas, dan melampaui. Sedangkan, kata chronos berarti waktu. Sehingga dapat diartikan diakronik adalah suatu hal yang melampaui, melalui, dan melintasi batasan waktu tertentu.
Diakronik menjadi cara berpikir secara kronologis ketika menganalisa suatu hal. Kronologis sendiri merupakan catatan tentang kejadian atau peristiwa secara urut berdasarkan waktu kejadian peristiwa.
ADVERTISEMENT
Konsep diakronik merupakan peristiwa sejarah yang diuraikan dengan prinsip memanjang dalam waktu, tetapi menyempit dalam ruang. Hal ini sejalan dengan konsep kronologis, yakni catatan kejadian yang diurutkan sesuai waktu kejadian.
Sejarah merupakan ilmu diakronis, yakni lebih mementingkan proses. Sejarah membicarakan peristiwa tertentu pada suatu tempat sesuai urutan waktu kejadiannya.
Dari pendekatan diakronis, sejarah akan menganalisis evolusi/perubahan dari waktu ke waktu sehingga memungkinkan seseorang menilai apakah perubahan tersebut terjadi sepanjang masa.
Sejarawan kerap memakai pendekatan diakronik untuk dapat menganalisis dampak dari berubahnya suatu variabel pada kejadian tertentu sehingga dapat mengendalikan kenapa keadaan tertentu lahir atau mengapa berkembang dan berkelanjutan.
Selain diakronik, terdapat cara berpikir sinkronik, yakni peristiwa sejarah dapat direkonstruksi sebab menggunakan cara pikir ilmu sosial yang melebar dalam ruang. Cara satu ini lebih mengedepankan struktur suatu peristiwa.
ADVERTISEMENT
Ciri-Ciri Berpikir Diakronik
Cara berpikir diakronik dalam mempelajari sejarah mempunyai beberapa ciri, antara lain:
Itu dia sekilas pembahasan mengenai cara berpikir diakronik dalam mempelajari sejarah.(LAU)