Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Cara Pemakaman Langit yang Unik dan Penuh Makna
30 Januari 2025 17:25 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara pemakaman langit merupakan tradisi kuno yang masih dilakukan di beberapa wilayah hingga saat ini. Tradisi ini memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat yang meyakininya.
ADVERTISEMENT
Sejarah panjang pemakaman ini mencerminkan filosofi kehidupan dan kematian yang unik dalam budaya tertentu.
Cara Pemakaman Langit
Cara pemakaman langit merupakan metode penguburan yang berakar pada kepercayaan bahwa tubuh manusia setelah kematian tidak lagi memiliki jiwa, sehingga dapat dikembalikan ke alam dengan cara memberi makan burung pemakan bangkai.
Mengutip dari earthfuneral.com, tradisi ini terutama dikenal di Tibet dan beberapa wilayah Mongolia, di mana praktik ini disebut sebagai Jhator, yang berarti "persembahan terakhir."
Masyarakat yang menjalankan pemakaman ini percaya bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk kemurahan hati terakhir dari seseorang sebelum menuju reinkarnasi.
Pemakaman langit diawali dengan proses persiapan yang dilakukan oleh para biksu atau ahli pemakaman.
Jenazah biasanya dibiarkan selama beberapa hari dalam posisi tertentu sambil dilakukan ritual pembacaan doa.
ADVERTISEMENT
Prosesi ini bertujuan untuk membantu jiwa orang yang meninggal dalam perjalanannya menuju kehidupan selanjutnya.
Setelah doa selesai, jenazah dibawa ke tempat khusus yang jauh dari pemukiman dan berada di dataran tinggi, yang dipercaya lebih dekat dengan alam semesta.
Sebelum jenazah diletakkan di tanah terbuka, seorang ahli pemakaman bertugas untuk mempersiapkannya dengan memotongnya menjadi bagian-bagian kecil.
Langkah ini dilakukan agar burung pemakan bangkai dapat dengan mudah mengonsumsi tubuh tersebut.
Dalam tradisi Tibet, burung bangkai dianggap sebagai hewan suci yang membawa arwah menuju surga. Semakin cepat burung-burung tersebut menghabiskan jenazah, semakin baik pula perjalanan roh yang telah meninggal.
Selain di Tibet dan Mongolia, cara pemakaman langit juga pernah ditemukan dalam sejarah suku-suku kuno di Iran dan India. Namun, seiring perkembangan zaman, praktik ini mulai berkurang karena berbagai faktor, termasuk peraturan hukum dan perubahan budaya.
ADVERTISEMENT
Di beberapa negara, praktik ini bahkan sudah dilarang karena dianggap bertentangan dengan norma sosial serta hukum yang berlaku.
Meskipun demikian, banyak yang melihat cara pemakaman langit sebagai metode ramah lingkungan dibandingkan dengan pemakaman konvensional atau kremasi.
Alih-alih menghabiskan sumber daya alam untuk peti mati atau bahan bakar untuk pembakaran jenazah, metode ini memungkinkan tubuh manusia kembali ke alam secara alami tanpa meninggalkan limbah berbahaya.
Secara keseluruhan, cara pemakaman langit tidak hanya mencerminkan keyakinan spiritual masyarakat Tibet, tetapi juga menunjukkan keterkaitan manusia dengan alam.
Prosesi ini menjadi pengingat bahwa dalam siklus kehidupan, segala sesuatu yang berasal dari bumi pada akhirnya akan kembali ke alam. (Shofia)
ADVERTISEMENT