Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita Prabu Borosngora, Penyebar Islam Pertama di Tanah Sunda
2 Januari 2025 11:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Cerita-cerita yang berkaitan dengannya memberikan gambaran tentang kehidupan sosial, nilai-nilai kepemimpinan, dan spiritualitas yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Mengutip situs p2k.stekom.ac.id, Prabu Borosngora adalah putra Prabu Cakradewa dari permaisuri yang bernama Ratu Sari Permanadewi.
Cerita Prabu Borosngora
Prabu Borosngora, yang juga dikenal sebagai Sanghyang Borosngora, adalah raja pertama Kerajaan Panjalu yang memeluk agama Islam. Berikut adalah cerita Prabu Borosngora:
Asal Usul dan Keluarga
Prabu Borosngora merupakan putra dari Prabu Sanghyang Cakradewa, raja yang adil dan bijaksana. Prabu Borosngora lahir di daerah Priangan Timur dan memiliki enam saudara.
Sejak muda, Borosngora menunjukkan bakat dalam ilmu kedigjayaan dan memiliki kesaktian luar biasa, mampu berjalan di atas tanah dan air tanpa perbedaan.
Pendidikan dan Konversi Agama
Untuk mengasah kemampuannya dan mencari ilmu yang lebih tinggi, Prabu Borosngora melakukan perjalanan ke Mekah. Di sana, Prabu Borosngora berguru kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib.
ADVERTISEMENT
Setelah menuntut ilmu, Prabu Borosngora kembali ke Panjalu dengan membawa berbagai pusaka, termasuk pedang yang diberikan oleh Sayidina Ali, serta air zamzam yang dijadikan sebagai bibit untuk menciptakan Situ Lengkong.
Pembangunan Kerajaan
Setelah kembali ke Panjalu, Borosngora naik tahta menggantikan kakaknya, Prabu Lembu Sampulur II. Prabu Borosngora membangun keraton baru di Nusa Larang dan menjadikan Panjalu sebagai kerajaan Islam yang kuat.
Di bawah kepemimpinannya, Borosngora berusaha menyebarkan ajaran Islam ke seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah seperti Tasikmalaya, Garut, Bandung, Cianjur, dan Sukabumi.
Warisan dan Pusaka
Prabu Borosngora dikenal sebagai penyebar agama Islam di Tatar Galuh. Benda pusaka peninggalannya masih disimpan di Pasucian Bumi Alit dan dikirabkan setiap bulan Maulud dalam prosesi adat Nyangku.
Selain itu, makamnya tidak diketahui secara pasti lokasinya setelah wafat, tetapi petilasan dan warisannya tetap dihormati oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Keluarga
Prabu Borosngora memiliki dua putra yaitu Rahyang Kuning (Hariang Kuning) dan Rahyang Kancana.
Setelah masa pemerintahannya, tahta Panjalu dilanjutkan oleh Rahyang Kuning dan kemudian oleh Rahyang Kancana setelah terjadi perseteruan yang dapat didamaikan.
Prabu Borosngora bukan hanya seorang raja tapi juga simbol transisi dari kerajaan bercorak Hindu menjadi kerajaan Islam di wilayah Tatar Galuh, meninggalkan warisan budaya dan spiritual yang masih dihormati hingga kini.
Cerita Prabu Borosngora bukan hanya sekadar dongeng, tetapi juga bagian dari kekayaan sejarah yang mengajarkan tentang pentingnya kebijaksanaan, keadilan, dan cinta terhadap tanah air. (Fikah)