Konten dari Pengguna

Cerita Rakyat Malin Kundang dan Pesan Moral di Dalamnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
20 Oktober 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cerita Rakyat Malin Kundang dan Pesan Moral di Dalamnya.Unplash/v2osk
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cerita Rakyat Malin Kundang dan Pesan Moral di Dalamnya.Unplash/v2osk
ADVERTISEMENT
Cerita rakyat Malin Kundang berasal dari daerah Sumatera Barat, Indonesia.
ADVERTISEMENT
Cerita ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Malin Kundang yang durhaka kepada ibunya setelah mencapai kesuksesan, sehingga berakhir tragis dengan kutukan menjadi batu.

Cerita Rakyat Malin Kundang dan Pesan Moral di Dalamnya

Ilustrasi Cerita Rakyat Malin Kundang dan Pesan Moral di Dalamnya.Pixabay/FrankyFromGermany
Cerita Rakyat Malin Kundang ini tak hanya populer di kalangan masyarakat Minangkabau, tetapi juga di seluruh Indonesia, karena mengandung pesan moral yang sangat kuat tentang bakti kepada orang tua dan akibat dari kesombongan.
Mengutip dari laman indonesiakaya.com. Cerita Rakyat Malin Kundang berasal dari daerah Sumatra Barat, tepatnya di Desa Air Manis yang diapit oleh Pulau Pisang Besar dan Pulau Pisang Kecil.
Kini Pantai Air Manis yang terletak di desa tersebut menjadi salah satu destinasi wisata populer di Padang.
ADVERTISEMENT

Kisah Malin Kundang

Malin Kundang tumbuh sebagai anak dari keluarga miskin yang hanya memiliki seorang ibu. Sejak kecil, ia sudah dikenal sebagai anak yang cerdas dan bersemangat. Namun, kehidupan yang sulit membuatnya ingin mengubah nasib.
Suatu hari, Malin memutuskan untuk pergi merantau dan berlayar ke negeri seberang, dengan harapan dapat mencari kekayaan dan membawa kebahagiaan bagi keluarganya.
Setelah bertahun-tahun tidak ada kabar, Malin Kundang kembali ke kampung halamannya sebagai seorang pria kaya raya. Ia datang dengan kapal besar, membawa banyak harta, dan didampingi oleh istri cantiknya.
Mendengar kabar kedatangan anaknya, sang ibu, yang sudah tua dan miskin, segera bergegas menyambut Malin dengan harapan bisa bertemu dan dipeluk oleh anak yang sangat dirindukannya.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika bertemu, Malin Kundang justru merasa malu dan tidak mengakui ibunya. Ia bahkan menghina dan mengusirnya,menganggap bahwa ibunya hanyalah seorang wanita tua miskin yang tak layak diakui sebagai orang tuanya.
Merasa sakit hati dan kecewa karena anaknya durhaka, ibu Malin Kundang mengutuknya dengan doa agar Malin Kundang menjadi batu.
Tak lama setelah itu, badai besar melanda kapal Malin Kundang, dan ia pun terhempas ke pantai. Di sana, tubuhnya berubah menjadi batu, sebagai hukuman atas kesombongan dan kedurhakaannya.

Pesan Moral Cerita Malin Kundang

Cerita rakyat Malin Kundang mengandung pesan moral yang sangat mendalam, khususnya tentang pentingnya menghormati dan berbakti kepada orang tua.
Dalam budaya Indonesia, bakti kepada orang tua merupakan nilai yang dijunjung tinggi. Melalui kisah ini, masyarakat diajarkan bahwa durhaka kepada orang tua, terutama kepada ibu yang telah melahirkan dan membesarkan, adalah perbuatan yang sangat tercela.
ADVERTISEMENT
Selain itu, cerita ini juga menyampaikan bahwa kesombongan dan penghinaan terhadap orang yang lebih lemah atau miskin, terutama keluarga sendiri, hanya akan membawa kehancuran.
Kisah Malin Kundang menjadi pengingat bahwa kekayaan dan kesuksesan bukanlah alasan untuk melupakan asal-usul, dan bahwa seorang anak harus selalu menghargai dan mengasihi orang tua, apapun kondisi hidup yang dihadapinya. (Yln)