Konten dari Pengguna

Ciri Kebahasaan Teks Wayang dalam Bahasa Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
5 Juli 2024 21:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ciri Kebahasaan Teks Wayang. Sumber: Unsplash.com/Annie Spratt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ciri Kebahasaan Teks Wayang. Sumber: Unsplash.com/Annie Spratt
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciri kebahasaan teks wayang dalam bahasa Indonesia termasuk jenis teks laporan hasil observasi. Fakta tersebut terlihat dari kalimat teks “Wayang” yang menunjukkan sisi objektif seperti teks laporan hasil observasi pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Selain sisi objektif, teks laporan hasil observasi dalam bahasa Indonesia juga memiliki ciri lain, seperti faktual, sistematis, dan memiliki objek. Ciri-ciri tersebut terlihat jelas pada teks “Wayang” yang memberi informasi objektif tentang wayang.

Ciri Kebahasaan Teks Wayang Bahasa Indonesia

Ilustrasi Ciri Kebahasaan Teks Wayang. Sumber: Unsplash.com/Patrick Tomasso
Teks “Wayang” merupakan salah satu bacaan yang ada pada pembelajaran teks laporan hasil observasi, tepatnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X. Oleh karena itu, ciri kebahasaan teks wayang cenderung mirip, bahkan sama dengan ciri teks hasil observasi.
Ciri teks hasil observasi dalam penulisan bahasa Indonesia mencakup empat aspek. Mengutip dari buku Teks Laporan Hasil Observasi untuk Tingkat SMP Kelas VII, Nasution, dkk. (2021: 19 – 20), berikut adalah ciri-ciri laporan hasil observasi:
ADVERTISEMENT

1. Objektif

Laporan hasil observasi harus tersusun berdasarkan keadaan objek amatan. Laporan tersebut tidak boleh memuat pengaruh atau pandangan pribadi dari penyusunnya.

2. Faktual

Laporan harus tersusun berdasarkan kenyataan lapangan. Tujuannya, agar mudah untuk diuji kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Sistematis

Laporan harus tersusun secara sistematis atau beraturan. Laporan harus sesuai dengan standar penulisan teks laporan.

4. Ada Objek

Ciri-ciri laporan hasil observasi juga harus ada objek. Objek tersebut dapat berupa hewan, tumbuhan, manusia, atau objek lain di lingkungan serta alam semesta.

Keberadaan Ciri Teks Hasil Observasi pada Teks “Wayang”

Ilustrasi Ciri Kebahasaan Teks Wayang. Sumber: Unsplash.com/Annie Spratt
“Wayang” sebagai jenis teks hasil observasi seharusnya memiliki ciri objektif, faktual, sistematis, serta ada objek. Guna mengetahui keberadaan ciri tersebut, berikut adalah detail ciri teks hasil observasi pada teks berjudul “Wayang".
ADVERTISEMENT

1. Objektif

Teks “Wayang” memiliki ciri objektif karena menyajikan fakta dan tidak memuat pandangan pribadi penulisnya. Hal itu data terlihat mulai dari dua kalimat pertama teks “Wayang”.
Dikutip dari E-Modul Bahasa Indonesia Kelas X, Mutiara (2020: 16), dua kalimat pertama pada teks “Wayang”, yaitu:

2. Faktual

Teks “Wayang” merujuk pada kenyataan lapangan karena memberi informasi mengenai setiap pernyataan yang ada. Contohnya, memberi informasi tentang lembaga yang menetapkan wayang, yakni UNESCO.

3. Sistematis

Teks “Wayang” juga tersusun secara sistematis. Hal itu terlihat dari adanya pembagian teks menjadi beberapa paragraf yang antara satu sama lainnya tersusun secara rapi.
ADVERTISEMENT

4. Ada Objek

Teks “Wayang” mempunyai objek yang jelas, yakni wajang. Wayang merupakan objek yang diobservasi oleh penyusun teks hasil observasi.
Jadi, jelas bahwa ciri kebahasaan teks wayang dalam bahasa Indonesia termasuk jenis teks laporan hasil observasi. Guna memahami ciri kebahasaannya secara jelas, setiap orang yang mempelajari teks “Wayang” perlu membacanya dengan saksama. (AA)