Konten dari Pengguna

Ciri Khas Suku Tidung, Salah Satu Suku Asal Kalimantan Utara

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 Mei 2023 20:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ciri khas suku Tidung. Sumber foto: Pexels/THIS IS ZUN.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ciri khas suku Tidung. Sumber foto: Pexels/THIS IS ZUN.
ADVERTISEMENT
Suku Tidung merupakan suku asli Kalimantan. Tepatnya berada di bagian utara pulau kalimantan. Dikutip dari buku 10 Tradisi Pernikahan Unik Indonesia karya Nisa Dewastika, Suku Tidung berasal dari kata tiding atau tideng yang memiliki arti gunung atau bukit.
ADVERTISEMENT
Pergerakan Suku Tidung terbilang cukup dinamis. Mereka pindah dari pedalaman Kalimantan ke kabupaten tanah Tidung hingga ke Malaysia, Malinau, Pantai Nunukan, Berau, dan Kalimantan.
Karena perpindahan-perpindahan itulah masyarakat Tidung banyak mendapatkan pengaruh dari luar. Baik dari sisi budaya, agama, dan lain sebagainya.

Ciri Khas Suku Tidung

Ilustrasi suku Tidung. Sumber foto: Pexels/Bryan Smith.
Suku Tidung memiliki banyak ciri khas yang menjadi simbol atau identitas. Walaupun sudah mendapatkan pengaruh kebudayaan dari luar, masyarakat tetap melestarikan kebudayaan nenek moyang. Berikut beberapa ciri khasnya.

Adat Pernikahan

Adat pernikahan Suku Tidung memiliki beberapa prosesi yang unik. Diantaranya bepupur dan larangan ke toilet.
Bepupur adalah sebuah proses, dimana sebelum akad nikah kedua mempelai akan dilumuri dengan bedak atau pupur yang dibuat khusus oleh keluarga pasangan pengantin. Prosesi ini dilakukan pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Makna dari berpupur ini adalah untuk membersihkan diri. Agar pengantin dapat membangun keluarga menjadi sakinah. Dalam pengertian lain berpupur memiliki arti cerminan kebersihan jiwa dan berfikir positif.
Sedangkan prosesi selanjutnya setelah akad nikah dilangsungkan adalah adanya larangan ke toilet. Pengantin pria dan pengantin wanita tidak boleh ke toilet selama tiga hari. Dalam melaksanakan ritual ini para keluarga menjaga ketat pengantin agar tidak melanggar aturan.
Orang-orang Suku Tidung meyakini bahwa larangan pergi ke toilet harus ditaati karena jika tidak akan ada kejadian-kejadian buruk yang menimpa rumah tangganya.

Rumah Adat

Rumah Baloy adalah penyebutan dari rumah adat Suku Tidung. Rumah ini terbuat dari bahan kayu ulin dan dibangun dengan menghadap ke utara. Secara bentuk atau struktur, rumah Baloy menjulang tinggi dan tidak berpijak pada tanah.
ADVERTISEMENT
Dalam sisi penataan ruang, rumah Baloy juga ditentukan. Harus ada 4 ruangan utama. Ruangan ini disebut dengan Ambir. Masing-masing ruangan memiliki fungsi berbeda-beda.
Ruang Ambir kiri atau yang biasa disebut alad kaid difungsikan sebagai ruangan untuk menerima masyarakat yang bercerita tentang permasalahannya. Sedangkan ruang Ambir tengah atau Lamin Bantong digunakan untuk memutuskan perkara atau sidang.
Ruang tengah atau Ulat Kemagot digunakan sebagai tempat beristirakah. Sedangkan ruang belakang dimanfaatkan sebagan tempat untuk berkesenian suku Tidung. (DAI)