Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Contoh Perubahan Sosial di Bidang Politik Indonesia
9 Oktober 2023 23:17 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Politik merupakan tema obrolan yang selalu menarik perhatian. Bukan hanya di kalangan elit politik, tetapi juga menyeluruh hampir ke lapisan masyarakat.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perubahan sosial di bidang politik Indonesia, simak penjelasan di bawah ini.
Contoh Perubahan Sosial di Bidang Politik
Dikutip dalam buku Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat karya Janu Murdiyamoko, menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat. Termasuk di dalamnya mencakup sistem nilai, norma sosial, dan lain sebagainya.
Berikut beberapa contoh perubahan sosial di bidang politik:
1. Cara Kampanye
Contoh perubahan sosial di bidang politik yang pertama yaitu cara berkampanye. Dulu, sebelum teknologi masuk ke dalam kehidupan masyarakat secara pesat seperti saat ini, para calon mempromosikan atau mengkampanyekan dirinya di lapangan yang besar dan luas.
ADVERTISEMENT
Sekarang, para calon elit politik tidak perlu lagi bersusah payah melakukan hal tersebut. Kegiatan yang menguras banyak biaya dan tempat tersebut dapat diringkas dengan adanya teknologi .
Para calon saat ini memanfaat media sosial untuk memperkenalkan diri, menunjukkan citra baik, dan hal-hal yang dianggap dapat meningkatkan citra positif lainnya.
2. Perubahan yang Terjadi pada Masa Reformasi
Pada masa reformasi, terdapat beberapa perubahan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang terjadi sebelumnya. Kebijakan-kebijakan yang mengalami perubahan pada bidang politik di antaranya:
3. Gus Dur dan Imlek
Pada zaman orde baru, orang Tionghoa mengalami diskriminasi yang membuatnya tidak bisa leluasa dalam mengekspresikan keyakinan dan budayanya. Pada zaman ini, masyarakat Tionghoa hanya bisa merayakan hari besar dan melaksanakan ibadahnya di lingkungan keluarganya atau internal.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika pada masa presiden Gus Dur, kebijakan tersebut dihapus. Sehingga masyarakat diberikan kebebasan dan hak untuk mengekspresikan budaya dan ibadahnya di depan umum.
4. Lepasnya Timor Leste
Pada masa Presiden Habibie, Timor Leste melepaskan diri dari Indonesia. Hal tersebut bermula dari keadaan Timor Leste yang memanas ketika muncul para golongan atau kelompok pro otonomi khusus dan kemerdekaan.
Selain itu, lepasnya Timor Leste juga dipengaruhi oleh faktor krisis politik di Jakarta yang berujung pada pelengseran kekuasaan Soeharto. Hal tersebut membuat situasi semakin tidak menentu.
Akhirnya, dalam sidang kabinet bidang politik keamanan pada 27 Januari 1999, pemerintah menyerahkan nasib Timor Leste kepada warganya. Yang artinya memberikan pilihan kepada warga untuk merdeka atau diberikan otonomi yang diperluas. (DAI)
ADVERTISEMENT