Konten dari Pengguna

Cultuur Procenten dan Dampaknya pada Rakyat yang Perlu Dipahami

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
7 Desember 2023 23:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cultuur Procenten. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cultuur Procenten. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Cultuur procenten adalah hadiah yang diberikan pada pegawai tanam paksa yang menyerahkan hasil panen melebihi ketentuan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku IPS 2A oleh Anwar Kurnia, cultuur procenten merupakan hadiah atau persentase tertentu yang diberikan kepada setiap petugas apabila mereka berhasil menyerahkan hasil tanaman melebihi target yang ditentukan.
Lantas, bagaimana penjelasan lengkap dari cultuur procenten dan dampaknya?

Apa Itu Cultuur Procenten?

Ilustrasi Cultuur Procenten. Sumber: Unsplash
Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan cultuurstelsel atau sistem tanam paksa antara tahun 1830 sampai 1870. Sistem tanam paksa dilakukan para pegawai yang terdiri dari bupati, kepala desa, serta pegawai Belanda sebagai pengawas.
Kebijakan sistem tanam paksa tersebut mewajibkan masyarakat menyediakan sebagian tanahnya untuk ditanami berbagai tanaman yang laku di Eropa.
Dalam sistem tanam paksa, pemerintah Hindia Belanda menerapkan cultuur procenten atau persenan tanaman. Apa itu cultuur procenten?
Cultuur procenten sendiri merupakan hadiah untuk pegawai tanam paksa yang menyerahkan hasil panen lebih dari ketentuan. Tujuannya adalah supaya sistem tanam paksa dapat memberi hasil panen maksimal untuk kolonial.
ADVERTISEMENT
Cultuur procenten didapatkan pegawai tanam paksa di samping pendapatan tetap. Ukuran hadiah atau bonus yang didapatkan tergantung dari banyaknya produksi tanam yang diberikan pada pemerintah.
Kebijakan culturstelsel serta cultuur procenten ternyata terbukti mendatangkan hasil panen melimpah untuk pemerintah kolonial Belanda. Antara 1831 sampai 1867, pemerintah Belanda mendapat 967 juta gulden dari kedua sistem tersebut.

Dampak Cultuur Procenten bagi Masyarakat

Cultuur procenten menyebabkan masyarakat yang melakukan wajib tanam paksa menjadi menderita. Pasalnya, pegawai yang ingin menyetorkan hasil lebih banyak demi mendapatkan bonus kerap memaksa petani untuk menanam lebih dari target.
Para pegawai tersebut berusaha dengan cara menekan maupun memeras masyarakat yang wajib melakukan tanam paksa. Demi memperbanyak setoran, pegawai tanam paksa juga merampas hasil panen yang merugikan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, petani juga terbebani oleh pekerjaan lebih lama dari waktu yang sudah ditentukan. Jika terdapat petani yang tidak mematuhi, mereka akan dijatuhi hukuman.
Penerapan cultuur procenten ternyata tidak membuat pegawai tanam paksa bekerja lebih baik demi memajukan produksi perkebunan. Inilah mengapa, cultuur procenten juga mengakibatkan penyimpangan pada sistem tanam paksa.
Pemberlakuan cultuur procenten yang meningkatkan penderitaan bagi masyarakat membuat sistem satu ini dihilangkan bersamaan dengan dihapuskannya Sistem Tanam Paksa pada 1870.
Itu dia sekilas pembahasan mengenai cultuur procenten yang menambah penderitaan masyarakat.(LAU)