Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Dampak Konferensi Meja Bundar yang Positif dan Negatif
19 Oktober 2023 22:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konferensi Meja Bundar menjadi salah satu momen bersejarah yang paling diingat dalam sejarah Indonesia. Pasalnya, acara ini berhasil memberikan sejumlah dampak, baik positif dan negatif untuk negara.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel kali ini, kita akan membahas dampak negatif dan positif Konferensi Meja Bundar yang diselenggarakan pada 23 Agustus-2 November 1949. Untuk penjelasan lebih lanjut, simak di bawah ini.
Mengenal Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar atau Nederlands-Indonesische Rondetafelconferentie merupakan sebuah konferensi yang diselenggarakan di Den Haag, Belanda.
Dilansir dari situs Kemdikbud, acara yang berlangsung selama 23 Agustus-2 November 1949 ini diadakan untuk menghentikan konflik yang terjadi di antara Indonesia dan Belanda, dalam bentuk pengakuan kedaulatan Republik Indonesia .
Peserta dari konferensi ini adalah utusan-utusan dari Republik Indonesia, salah satunya Mohammad Hatta, Belanda, BFO, hingga perhimpunan negara bagian yang dibentuk oleh Belanda.
Karena memiliki hasil yang sangat penting, Konferensi Meja Bundar memberikan dampak besar, baik positif dan negatif bagi kehidupan bangsa.
ADVERTISEMENT
Dampak Konferensi Meja Bundar
Berikut adalah berbagai dampak positif dan negatif dari Konferensi Meja Bundar.
1. Dampak Positif
Konferensi Meja Bundar berhasil memberikan sejumlah dampak positif bagi kehidupan bangsa Indonesia, contohnya adalah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
Sebelum konferensi ini diselenggarakan, Indonesia telah mengumumkan kemerdekaannya pada tahun 1945, tetapi Belanda menolak mengakui kemerdekaan tersebut dan mencoba untuk merebut kembali kendali atas wilayah Indonesia.
Karena penolakan ini, Belanda pun melakukan operasi agresi militer I dan II yang berlangsung pada 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Akhirnya, dalam KMB, Belanda berjanji untuk menarik seluruh pasukan mereka di Indonesia.
Konferensi Meja Bundar tidak hanya membuat Belanda menarik pasukannya, tetapi juga mengakhiri konflik militer yang telah berlangsung selama bertahun-tahun antara Belanda dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
2. Dampak Negatif
Selain dampak positif, Konferensi Meja Bundar juga berhasil memberikan dampak negatif. Contohnya seperti pemecahan Indonesia menjadi negara serikat atau RIS.
Perubahan Indonesia menjadi negara serikat pun menjadi salah satu dampak negatif terbesar. Pasalnya, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara boneka Belanda, serta cita-cita sebagai negara demokrasi tidak terlaksana.
Selain itu, dampak negatif lainnya adalah seluruh hutang Belanda di tahun 1942 menjadi tanggung jawab negara Indonesia.
Itulah dia beberapa dampak positif dan negatif dari Konferensi Meja Bundar untuk negara . Walaupun berhasil membuat Belanda mengakui kemerdekaan, tetap saja masih ada kerugian yang dialami.