Konten dari Pengguna

Dampak Negatif Politik Etis bagi Rakyat Pribumi Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
8 September 2023 22:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dampak negatif politik etis, sumber foto: Antoni Shkraba by pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dampak negatif politik etis, sumber foto: Antoni Shkraba by pexels.com
ADVERTISEMENT
Politik etis merupakan kebijakan yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia pada akhir abad ke-19. Ada banyak dampak negatif politik etis yang merugikan bangsa Indonesia namun tetap terlaksana dalam waktu cukup lama.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya kebijakan politik etis ini bermula dari Conrad Theodor Van Deventer, seorang Menteri Kolonial Belanda yang memperkenalkannya. Meski memiliki tujuan untuk meningkatkan pengelolaan pemerintahan dan keadilan sosial, namun tetap memiliki dampak negatif.
Dikutip dari buku Politik Etnisitas Hindia Belanda karya Prof. Dr. Abdullah Idi, M.Ed, berikut beberapa dampak negatif dari diberlakukannya kebijakan politik etis di Indonesia.

Dampak Negatif Politik Etis

Ilustrasi dampak negatif politik etis, sumber foto: Yan Krukau by pexels.com
Kebijakan politik etis memang menghadirkan dampak negatif dan positif dalam penerapannya. Tetapi lebih banyak dampak negatif politik etis karena hampir semua program dan tujuan awal tidak dapat diimplementasikan seperti berikut:

1. Politik

Dalam bidang politik memang desentralisasi kekuasaan atau otonomi bagi bangsa Indonesia. Tetapi tetap merugikan karena terdapat masalah yang mana golongan penguasa tetap kuat dalam arti intervensi.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa terjadi karena perusahaan-perusahaan Belanda kalah saing dengan Jepang dan Amerika menjadikan sentralisasi berusaha diterapkan kembali.

2. Kesenjangan antar Golongan

Kebijakan politik etis memang menghadirkan pendidikan yang unggul bagi bangsa Indonesia. Hanya saja ini dapat memunculkan kesenjangan antara golongan bangsawan dan masyarakat biasanya yang sangat menonjol.
Karena bangsawan kelas atas bisa mendapatkan pendidikan dengan baik dan langsung dipekerjakan di sejumlah perusahaan Belanda. Sedangkan masyarakat biasa yang termasuk golongan menengah ke bawah masih kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang baik.

3. Konflik antara Rakyat Indonesia dengan Pemerintah Kolonial Belanda

Bukannya memunculkan perdamaian, politik etis justru menimbulkan konflik antara rakyat Indonesia dengan pemerintah kolonial Belanda. Mengingat pemerintah kolonial Belanda yang masih sering mencari keuntungan ketika terjadi kerjasama dengan rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT

4. Ekonomi

Dalam bidang ekonomi menghadirkan sistem kapitalisme modern, politik liberal dan pasar bebas yang menjadikan persaingan. Bahkan modal yang menjadi indikator utama dalam perdagangan yang lemah sudah pasti kalah dan tersingkirkan.
Selain itu, munculnya dan berkembangnya perusahaan swasta dan asing di Indonesia juga semakin melemahkan ekonomi Indonesia.
Dampak negatif politik etis antara Indonesia dan pemerintah kolonial Belanda memang sangat banyak. Bukannya mendapat keuntungan, kebijakan politik etis justru membuat rakyat Indonesia mengalami kerugian secara perlahan. (DSI)