Konten dari Pengguna

Dampak Perang Padri dan Faktor Penyebabnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 Juli 2023 19:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dampak perang padri. Sumber foto: pexels/Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dampak perang padri. Sumber foto: pexels/Pixabay.
ADVERTISEMENT
Perang Padri adalah sebuah konflik yang terjadi di Sumatra Barat pada abad ke-19. Melibatkan kelompok ulama yang dikenal sebagai kaum Padri dan kaum Adat di Kerajaan Pagaruyung dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Konflik ini memiliki dampak yang signifikan bagi wilayah tersebut dan melibatkan intervensi Belanda.

Dampak Perang Padri

Ilustrasi dampak perang padri. Sumber foto: pexels/Mikhail Nilov.
Perang Padri yang terjadi pada tahun 1821-1834 membuat Belanda memanfaatkan keadaan tersebut dengan menggunakan politik devide at impera atau politik adu domba antara kaum Adat dan kaum Padri.
Berikut beberapa dampak yang ditimbulkan dari Perang Padri.

1. Jatuhnya Wilayah Sumatra ke Tangan Belanda

Salah satu dampak langsung dari Perang Padri adalah jatuhnya Kerajaan Pagaruyung ke tangan Belanda. Sehingga sebagian wilayah Sumatra menjadi kekuasaan Belanda.
Konflik ini menyebabkan kehancuran dan penghilangan otoritas pemerintahan tradisional di wilayah tersebut.

2. Kerugian Manusia dan Harta Benda

Perang Padri berlangsung selama sekitar dua dekade dan menyebabkan banyak korban jiwa serta kerugian material.
Konflik ini mengakibatkan pembunuhan, penghancuran kampung, dan pengungsi di wilayah Sumatra Barat.
ADVERTISEMENT

3. Pengasingan Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol, salah satu tokoh terkemuka dalam perang ini akhirnya ditangkap dan diasingkan oleh Belanda.
Ia dipindahkan dari tempat ke tempat, termasuk Cianjur, Ambon, dan akhirnya ke Lotak, Minahasa, dekat Manado, di mana ia meninggal dunia.

4. Persatuan Pemimpin Tradisional dan Agama

Perang Padri juga menciptakan persatuan para pemimpin tradisional dan agama setempat.
Konflik ini memperkuat solidaritas dan koordinasi antara kelompok-kelompok tersebut dalam menghadapi penjajah Belanda serta mempertahankan identitas budaya mereka.

Faktor Penyebab Perang Padri

Menurut Angga Priatna dan Aditya Fauzan Hakim dalam buku berjudul Nama dan Kisah Pahlawan Indonesia, perang padri atau perselisihan terjadi bermula dari usaha kaum Padri yang ingin menghilangkan budaya adat yang mengakar di Minangkabau, yaitu sabung ayam dan mabuk-mabukan.
Berikut beberapa faktor penyebab lainnya.
ADVERTISEMENT

1. Perbedaan Prinsip Agama

Perang Padri berawal dari perbedaan prinsip antara ajaran agama kaum Adat dengan ajaran yang diusung oleh kaum Padri.
Kaum Padri ingin mengubah kebiasaan buruk yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Seperti sabung ayam, perjudian, dan penerapan hukum matriarkat dalam pembagian warisan.

2. Gerakan Pembaruan Islam

Kepulangan tiga orang haji dari Mekkah pada tahun 1803, yaitu Haji Miskin, Haji Piobang, dan Haji Sumanik, menjadi awal munculnya gerakan pembaruan Islam yang dikenal sebagai gerakan Padri.
Mereka ingin memperbaiki pelaksanaan syariat Islam di masyarakat Minangkabau yang dianggap belum sempurna.

3. Kekuasaan Adat yang Dianggap Menyimpang

Konflik muncul karena kaum Padri menentang kekuasaan adat yang dianggap telah menyimpang dari ajaran Islam.
Pertentangan ini menciptakan ketegangan antara kaum Padri dan kelompok adat di wilayah Kerajaan Pagaruyung.
ADVERTISEMENT
Perang Padri di Sumatra Barat memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Selain jatuhnya Kerajaan Pagaruyung ke tangan Belanda, konflik ini juga menghasilkan pengasingan Tuanku Imam Bonjol dan memperkuat persatuan para pemimpin tradisional dan agama.
(DAI)