Konten dari Pengguna

Dasar Pemikiran dari Konsep Bhinneka Tunggal Ika, Kunci Persatuan Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 Oktober 2024 6:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dasar pemikiran dari konsep Bhinneka Tunggal Ika. Foto: Pexels.com/Irgi Nur Fadil
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dasar pemikiran dari konsep Bhinneka Tunggal Ika. Foto: Pexels.com/Irgi Nur Fadil
ADVERTISEMENT
Dasar pemikiran dari konsep Bhinneka Tunggal Ika sangat relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Konsep ini berasal dari kebudayaan dan sejarah nusantara yang kaya akan keragaman, baik dalam hal etnis, bahasa, agama, maupun budaya.
Namun, meski ada berbagai perbedaan, semboyan ini mencerminkan bagaimana keberagaman tersebut bisa bersatu untuk menciptakan keharmonisan dalam masyarakat.

Dasar Pemikiran dari Konsep Bhinneka Tunggal Ika

Ilustrasi dasar pemikiran dari konsep Bhinneka Tunggal Ika. Foto: Pexels.com/bima
Dikutip dari fahum.umsu.ac.id, apa yang menjadi dasar pemikiran dari konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman yang ada di Indonesia.
Sebagai semboyan nasional, Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan bahwa Indonesia tetap menjadi satu kesatuan, meskipun terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan budaya.
Prinsip ini sangat penting dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah-tengah perbedaan yang ada.
Secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu."
ADVERTISEMENT
Semboyan ini pertama kali diperkenalkan oleh Mpu Tantular dalam karya sastranya, Kakawin Sutasoma, pada masa Kerajaan Majapahit di abad ke-14.
Pada waktu itu, semboyan ini menjadi gambaran bahwa perbedaan keyakinan agama tidak menjadi halangan untuk tetap bersatu dan hidup dalam harmoni.
Konsep ini kemudian diadaptasi menjadi filosofi dasar yang diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Dasar pemikiran dari semboyan ini adalah kesadaran bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai etnis, budaya, dan agama, membutuhkan landasan pemersatu yang kuat.
Keberagaman ini tidak boleh menjadi pemicu perpecahan, melainkan harus dijadikan sebagai kekuatan untuk membangun solidaritas nasional.
Oleh karena itu, semboyan Bhinneka Tunggal Ika sangat relevan dalam konteks kehidupan berbangsa di Indonesia yang multikultural.
ADVERTISEMENT
Selain itu, konsep Bhinneka Tunggal Ika juga bertujuan untuk mengajarkan pentingnya toleransi dan saling menghormati antar kelompok masyarakat.
Dalam semboyan ini terkandung pesan bahwa perbedaan tidak harus dihindari, melainkan dihargai sebagai bagian dari identitas bangsa. Hal ini penting dalam menciptakan suasana hidup yang harmonis dan damai di tengah-tengah keberagaman.
Prinsip ini pun memiliki keterkaitan erat dengan Pancasila, khususnya sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia."
Bhinneka Tunggal Ika memberikan landasan filosofis yang mendukung terwujudnya persatuan bangsa, di mana setiap warga negara memiliki hak yang sama tanpa memandang latar belakang mereka.
Jadi, konsep ini bukan hanya menjadi semboyan, tetapi juga dasar pemikiran dalam setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk menjaga integritas nasional.
ADVERTISEMENT
Sejarah semboyan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah lama memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara perbedaan dan persatuan.
Di era modern, tantangan dalam mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika semakin besar, terutama dengan adanya globalisasi dan arus informasi yang cepat.
Namun, nilai-nilai yang terkandung dalam semboyan ini tetap relevan dan menjadi pilar utama dalam menjaga kesatuan bangsa.
Sebagai kesimpulan, dasar pemikiran dari konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia, meskipun terdapat perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan.
Melalui pada prinsip ini, masyarakat diharapkan dapat hidup berdampingan secara harmonis, menghargai perbedaan, dan saling mendukung demi kemajuan bersama. (Shofia)