Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Faktor-Faktor Pendorong Bersatunya Jerman yang Penting Ditelusuri
29 Januari 2024 23:45 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Faktor-faktor pendorong bersatunya Jerman , salah satunya adalah kemajuan pesat yang ditunjukkan Jerman Barat. Kondisi ini menimbulkan keinginan dari Jerman Timur untuk bergabung.
ADVERTISEMENT
Sebelum keduanya kembali menjadi satu negara, demonstran melancarkan gerakan reformasi. Puncak demonstrasi terjadi pada 9 November 1989 dengan penghancuran Tembok Berlin . Hancurnya tembok tersebut sekaligus sebagai tanda runtuhnya rezim komunis di Jerman Timur.
Simak faktor-faktor pendorong bersatunya Jerman selengkapnya lewat ulasan ini.
Sekilas Tentang Reunifikasi Jerman
Kekalahan Jerman pada Perang Dunia II mengakibatkan negara tersebut terpecah menjadi dua, yaitu Jerman Barat dan Timur. Pembagian wilayah keduanya diatur dalam Perjanjian Postdam tanggal 2 Agustus 1945.
Di dalam Perjanjian Postdam, Jerman Barat ada di bawah kekuasaan Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris. Sementara itu, Jerman Timur menjadi kekuasaan Uni Soviet. Pembatasan wilayah Jerman Barat dan Timur dilakukan dengan membangun Tembok Berlin pada 1961.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, reunifikasi Jerman tahun 1990 diawali dari demonstrasi yang dilakukan oleh warga Jerman Timur sekaligus peruntuhan Tembok Berlin pada November 1989.
Seperti disebutkan dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern oleh Wahjudi Djaja, reunifikasi Jerman tak dapat terlepas dari melemahnya kekuatan politik serta ekonomi Uni Soviet pada pertengahan dekade 1980-an.
Faktor-Faktor Pendorong Bersatunya Jerman
Apa saja faktor-faktor pendorong bersatunya Jerman? Berikut penjelasannya.
1. Kemajuan Jerman Barat
Faktor pertama yang mendorong bersatunya Jerman kembali adalah kemajuan pesat yang terjadi di Jerman Barat dalam berbagai bidang. Hal ini tentu memicu keinginan warga Jerman Timur untuk melakukan reunifikasi atau bergabung kembali dengan Jerman Barat.
2. Sikap Otoriter Pemerintah Komunis Jerman Timur
Penerapan kebijakan otoriter yang dilakukan oleh Uni Soviet saat menduduki Jerman Timur membuat masyarakat mengalami kesulitan dari segi ekonomi, politik, serta sosial.
ADVERTISEMENT
Hal ini tak lain karena adanya kebijakan tersebut justru membatasi aktivitas masyarakat Jerman Timur.
3. Gagalnya Kebijakan Glasnost dan Perestroika di Uni Soviet
Kebijakan glasnost (keterbukaan politik) serta perestroika (restrukturisasi ekonomi) yang diterapkan oleh Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, pada 1985 tak mampu membawa dampak positif untuk Uni Soviet serta negara-negara bawahannya.
Akibatnya, masyarakat Jerman Timur makin semangat untuk melepaskan diri dari Uni Soviet.
Demikian faktor-faktor pendorong bersatunya Jerman. Penyatuan Jerman secara resmi terwujud pada 3 Oktober 1990 lewat ketetapan parlemen Jerman. (DN)