Konten dari Pengguna

Filosofi Nasi Kuning yang Erat Kaitannya dengan Suatu Perayaan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
7 Juli 2024 22:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Hanya Ilustrasi: Filosofi Nasi Kuning. Sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto Hanya Ilustrasi: Filosofi Nasi Kuning. Sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Nasi kuning sangat populer di Indonesia, banyak orang percaya nasi kuning pertama kali telah ada sejak zaman kerajaan di Indonesia, khususnya kerajaan Majapahit. Filosofi nasi kuning erat kaitannya dengan suatu perayaan khusus.
ADVERTISEMENT
Lebih jelasnya, simak pembahasan berikut ini!

Filosofi Nasi Kuning

Foto Hanya Ilustrasi: Filosofi Nasi Kuning. Sumber: Pixabay.com
Putri Nurnitasari, dkk dalam buku berjudul Menjadi Penguasa Setelah di-PHK menjelaskan bahwa nasi kuning merupakan makanan yang banyak disukai oleh masyarakat berbagai kalangan.
Nasi kuning banyak disuguhkan saat acara pernikahan, upacara adat, maupun acara pernikahan, utamanya pernikahan kaum bangsawan. Nasi kuning awalnya disajikan pada acara orang-orang dengan status sosial tinggi.
Penyebutan nasi kuning berasal dari warna kuning pada olahan nasi ini. Warna kuning dihasilkan dari bumbu kunyit yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan nasi kuning.
Kunyit bukan hanya memberikan warna kuning yang khas, tetapi juga memberikan rasa dan aroma yang enak. Sejarah nasi kuning berkaitan erat dengan budaya di Indonesia yang sangat kaya dengan rempah-rempah.
ADVERTISEMENT
Rempah-rempah yang digunakan untuk nasi kuning misalnya, daun pandan, serai, serta daun jeruk. Berbagai rempah-rempah ini memberi cita rasa khas dan bisa membuat penampilan nasi kuning semakin sempurna.
Warna kuning pada nasi kuning melambangkan kesejahteraan, keceriaan, serta kemakmuran. Untuk itulah, nasi kuning banyak dihidangkan saat acara penting maupun perayaan yang bisa memberi kesan yang positif dan cerah.
Penyajian nasi kuning sering dibuat tumpeng berbentuk kerucut. Masyarakat percaya tumpeng nasi kuning ini sebagai simbol gunung. Hal ini terjadi, sebab pulau Jawa banyak gunung berapi. Apalagi masyarakat Jawa juga memuliakan gunung.
Tumpeng kerucut melambangkan komunikasi manusia kepada Tuhannya. Komunikasi yang baik bisa membuat harapan terkabul. Pada nasi kuning biasanya dibarengi dengan berbagai lauk pauk yang bervariasi.
ADVERTISEMENT
Lauk pauk yang tersaji sebagai lambang pentingnya etos kerja yang matang atas setiap tindakan yang dilakukan. Lauk pauk yang beragam ini juga sebagai simbol kebersamaan dan kerukunan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa filosofi nasi tumpeng yang erat kaitannya dengan suatu perayaan adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas semua nikmat yang diberikan Tuhan kepada umatnya.
Itulah penjelasan tentang nasi kuning yang erat kaitannya dengan suatu perayaan yang menarik untuk diketahui. (eK)