Konten dari Pengguna

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Refleksinya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
1 April 2023 13:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi filosofi pendidikan ki hajar deantara. Sumber: Max Fischer/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi filosofi pendidikan ki hajar deantara. Sumber: Max Fischer/pexels.com
ADVERTISEMENT
Saat ini, guru di Indonesia menjalankan profesinya berdasarkan refleksi atas filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
ADVERTISEMENT
Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang mengungkapkan betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Semboyannya yang terkenal, “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karsa, tut wuri handayani” bahkan menjadi dasar seorang guru dalam mendidik para siswanya.
Lantas, bagaimana filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel berikut.

4 Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Ilustrasi filosifi pendidikan ki hajar dewantara. Sumber: Andrea Piacquadio/pexels.com
Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Pemikirannya terharap pendidikan sangat berdampak terhadap keberlangsungan pendidikan hingga saat ini.
Menurut Yanuarti dalam Jurnal Penelitian, Ki Hajar Dewantara merupakan seorang aktivits, kolumnis, hingga pendongkrak pendidikan di Indonesia. Impiannya untuk mewujudkan bangsa yang merdeka dicapai melalui jalur pendidikan.
Adapun filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang dijadikan dasar bagi para pendidik hingga saat ini adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

1. Kodrat Keadaan

Keadaan di sini berkaitan dengan alam serta zaman. Bagaimana masa depan pendidikan seorang anak bergantung pada kedua hal ini.
Alam memberi sumbangsih dan pengaruh atas sifat yang terbentuk menjadi kepribadiannya. Keberadaannya dan pergaulannya akan memengaruhi proses pembentukan jati dirinya.
Di samping itu, keberadaan zaman memberikan pengaruh atas kemampuan dan kecerdasan seorang anak. Setiap anak perlu diberikan pendidikan berdasarkan zaman yang ada.
Apabila saat ini mengikuti Kurikulum Merdeka yang berupaya untuk membentuk kepribadian anak yang mandiri dan kreatif, maka orang tua dan guru pun harus membekali hal itu.

2. Asas Tri-Kon

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara berikutnya adalah Asas Tri-Kon, yang terdiri dari Kontinuitas, Konvergensi, dan Konsentris.
Kontinuitas berarti setiap orang harus terus bergerak mengikuti zaman, tetapi juga tidak melupakan kebudayaan dan tradisi yang menjadi pondasinya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, konvergensi berkaitan dengan memanusiakan manusia. Pendidikan dianjurkan untuk meningkatkan dan memperkuat nilai kemanusiaan.
Hal ini penting untuk membentuk pribadi yang bijaksana dan mampu menghadapi permasalahan dunia dengan empati.

3. Budi Pekerti

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara selanjutnya berkaitan dengan budi pekerti. Kamu mungkin sudah tidak asing dengan hal ini.
Pendidikan dituntut untuk mampu mendorong peserta didik agar menggunakan akal dan pikirannya, sehingga mereka mampu mengatasi permasalahan dan bermanfaat terhadap orang lain.
Selain itu, pikiran juga perlu diseimbangkan dengan perasaan, sehingga dalam bertindak tidak semaunya sendiri dan memiliki bekal empati serta simpati.
Pendidikan juga perlu mendorong setiap anak untuk memiliki kemauan dan semangat untuk meraih cita-cita dan impiannya.

4. Memberi Tuntunan dan Arahan

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang terakhir adalah memberi tuntunan dan arahan. Guru merupakan pamong yang bertugas untuk menuntun seorang anak ke jalan yang benar.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, setiap guru perlu memperhatikan sikap dan perilakunya di depan anak. Sebab, anak memiliki kecenderungan untuk meniru perilaku orang dewasa.
Tuntunan dan arahan yang diberikan pun sebaiknya adalah hal positif yang bermanfaat untuk membentuk kepribadian seorang anak.
Demikian informasi seputar filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang perlu kamu tahu. Pendidikan Indonesia hadir berkat refleksi dari pemikiran-pemikiran Bapak Pendidikan Nasional kita. Pastikan kamu tidak melupakan jasa-jasanya, ya. (ENF)