Filosofi Pernikahan Adat Batak beserta Simbol-simbolnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
9 Juni 2024 21:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi filosofi pernikahan adat Batak. Sumber: Min An/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi filosofi pernikahan adat Batak. Sumber: Min An/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernikahan adalah suatu budaya filosofis bagi untuk menyatukan dua insan. Setiap daerah di Indonesia mempunyai penikahan adatnya masing-masing, termasuk Suku Batak. Filosofi pernikahan adat Batak adalah hukum yang perlu dipeliharan sepanjang hidup manusia.
ADVERTISEMENT
Calista dan Aswati dalam Makna Pesan Dibalik Makna Adat dalam Prosesi Perkawinan Adat Batak Toba Studi Semiotika: Makanan Adat Daging Babi dan Ikan Mas mengungkapkan bahwa pernikahan adalah tradisi simbolis dalam menyatukan dua insan manusia. Maka dari itu, setiap suku mempunyai adat pernikahan masing-masing dengan makna mendalam.
Untuk mengetahui informasi mengenai filosofi pernikahan adat Batak, simak penjelasannya dalam bacaan berikut.

Filosofi Pernikahan Adat Batak

Ilustrasi filosofi pernikahan adat Batak. Sumber: Trung Nguyen/pexels.com
Pernikahan adalah hukum sakral yang bertujuan untuk menyatukan dua insan manusia melalui ikrar. Suku Batak menjadi salah satu masyarakat etnis yang mempunyai pernikahan adat dengan makna filosofis.
Filosofi pernikahan adat Batak adalah suatu hukum yang perlu dipelihara oleh masyarakatnya, karena memiliki sifat sakral. Hal ini mendorong lahirnya simbol-simbol yang menjadi aspek pernikahan adat Batak.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa simbol-simbol pernikahan adat Batak adalah:

1. Tunggal Panuluan

Salah satu simbol pernikahan adat Batak adalah Tunggal Panuluan. Simbol ini berupa tongkat pusaka yang umumnya digunakan martonggo ketika berdoa kepada Tuhan.

2. Tandok Boras Sipirnitondi

Simbol pernikahan adat Batak berikutnya adalah tandok boras sipirnitondi. Simbol ini dibawa oleh pihak mempelai perempuan atau hula-hula dalam sistem kekerabatan Dalihan Natolu Batak. Bawaan yang dimaksud adalah beras restu yang akan dibawa penari di atas kepalanya.

3. Ampang Jual Sibuhai-buhai

Simbol pernikahan adat Batak selanjutnya adalah ampang jual sibuhai-buhai. Hantaran keluarga ini diberikan oleh mempelai laki-laki ketika menjemput mempelai wanita. Hantaran tersebut berisi makanan-makanan adat khas Batak.

4. Pinggan Pasu Panungkunan

Simbol pernikahan adat Batak lainnya adalah pinggan pasu panungkunan. Istilah ini menunjukkan piring adat guna memulai pembicaraan yang diujarkan oleh raja parhata atau juru bicara dari pihak mempelai wanita. Isi piring tersebut adalah beras, sirih, serta uang 4 lembar.
ADVERTISEMENT
Demikian informasi mengenai filosofi pernikahan adat Batak dan simbol-simbolnya. [ENF]