Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Filosofi Rendang yang Mengandung Arti Kehidupan Mendalam
22 April 2023 17:59 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi filosofi rendang, sumber foto: Denny Lubis by pexels.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gykvya9p3tt4ewt5yhy7eegp.jpg)
ADVERTISEMENT
Tanpa melihat filosofi rendang, kamu pasti tahu bahwa rendang merupakan salah satu kuliner paling populer di Indonesia. Maka tidak heran jika banyak orang yang memikirkan filosofi dari makanan ini.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang juga menganggap bahwa rendang termasuk makanan paling lezat di dunia. Di Indonesia, rendang popularitasnya selaku meningkat pesat dengan adanya budaya merantau masyarakat Minang.
Maka tidak heran jika rendang menjadi makanan yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini tentu saja memunculkan filosofi dari rendang yang unik dan menarik unik dibahas seperti berikut.
Filosofi Rendang
Dikutip dari Buku Rendang Masakan Terenak di Dunia karya Dodi Mawardi, berikut terdapat berbagai macam filosofi rendang dengan arti kehidupan yang mendalam.
1. Daging sebagai Lambang Ninik Mamak
Ninik Mamak merupakan lembaga adat yang terdiri dari beberapa orang pemimpin yang berasal dari berbagai kaum. Biasanya, para pemimpin ini disebut dengan penghulu.
Kepemimpinan penghulu lebih sering diwariskan secara turun temurun sesuai dengan adat matrilineal Minangkabau.
ADVERTISEMENT
2. Kelapa Melambangkan Cadiak Pandai
Cadiak Pandau adalah kaum intelektual yang berupa golongan masyarakat Minangkabau yang dianggap memiliki ilmu pengetahuan luas dan pandai. Kaum ini bertugas membantu pemimpin adat dalam memecahkan masalah.
Status cadiak pandai ini sebenarnya bisa didapatkan oleh siapa saja, asalkan memiliki pengetahuan yang luas.
3. Cabai Memenuhi Alim Ulama
Cabai yang berkarakter pedas akan menggambarkan alim ulama yang secara tegas dalam menegakkan syariat sesuai ajaran agama. Sama halnya dengan cadiak pandai, status alim ulama ini tidak diwariskan secara turun temurun.
4. Bumbu Melambangkan Keseluruhan Masyarakat Minang
Bumbu yang digunakan untuk rendang sangat banyak dan beragam seperti menggambarkan kondisi masyarakatnya. Masyarakat Minangkabau memang terdiri dari berbagai sub suku seperti suku Koto, Piliang, Chaniago dan Bodi.
Masyarakat Minangkabau sendiri sering menghidangkan rendang dalam berbagai acara istimewas seperti upacara adat dan acara keagamaan. Pada awalnya, orang Minang membuat rendang menggunakan daging kerbau sebagai bahan utamanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rendang juga dianggap menggambarkan tiga karakteristik manual dalam pembuatannya, yaitu kesabaran, ketekunan dan keahlian. Ketiga karakter ini dibutuhkan untuk menghasilkan rendang dengan cita rasa yang tinggi.
Sekarang kamu sudah tahu beragam filosofi rendang dengan arti kehidupan yang mendalam. Sebagai warga Indonesia, sudah seharusnya kamu merasa bangga akan keberagaman dan keunikan dari rendang tersebut. (DSI)