Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fosil Manusia Purba yang Ditemukan pada Pleistosen Atas
22 November 2024 8:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fosil manusia purba yang ditemukan pada Pleistosen Atas memberikan wawasan penting mengenai kehidupan manusia pada zaman prasejarah.
ADVERTISEMENT
Pleistosen Atas, yang berlangsung antara 120.000 hingga 11.800 tahun yang lalu, merupakan periode terakhir dalam Zaman Kuarter yang menandai perubahan signifikan dalam evolusi manusia.
Penemuan fosil-fosil ini membuka tabir mengenai cara hidup, fisik, dan kebudayaan manusia purba yang menghuni bumi pada masa itu.
Fosil Manusia Purba yang Ditemukan pada Pleistosen Atas
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, fosil manusia purba yang ditemukan pada Pleistosen Atas adalah Homo soloensis dan Homo wajakensis.
Kedua spesies ini ditemukan di Indonesia, yang menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang manusia purba.
Homo soloensis ditemukan di wilayah Ngandong dan Sangiran, Jawa Tengah, yang merupakan situs fosil paling penting di Asia Tenggara.
Fosil Homo soloensis diperkirakan berasal dari sekitar 50.000 hingga 100.000 tahun yang lalu dan menunjukkan manusia purba yang sudah memiliki ciri-ciri tubuh lebih mirip dengan manusia modern.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Homo wajakensis ditemukan pada tahun 1889 oleh seorang insinyur pertambangan Belanda, BD van Rietschoten, di daerah Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur.
Penemuan fosil ini memberikan bukti adanya manusia purba yang hidup di Indonesia pada periode Pleistosen Atas.
Fosil Homo wajakensis menunjukkan ciri-ciri tubuh yang lebih besar dan struktur tengkorak yang lebih tebal, meskipun masih terdapat beberapa perbedaan dengan manusia modern.
Homo soloensis memiliki ciri-ciri fisik yang agak mirip dengan manusia modern, meskipun tubuhnya lebih kecil dan tengkoraknya lebih tebal.
Fosil ini memberikan gambaran tentang manusia purba yang telah memiliki kemampuan berburu dan meramu serta beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Sementara itu, fosil Homo wajakensis menunjukkan tubuh yang lebih besar dan tengkorak yang lebih tebal, dengan ciri khas manusia purba yang lebih terstruktur dibandingkan dengan Homo soloensis.
ADVERTISEMENT
Fosil manusia purba yang ditemukan pada Pleistosen Atas bukan hanya memberikan gambaran fisik, tetapi juga menggambarkan bagaimana manusia purba menjalani kehidupan sehari-hari.
Penemuan ini membuktikan bahwa manusia purba telah mengembangkan cara berburu, meramu, dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Kehidupan mereka pada masa Pleistosen Atas juga menunjukkan keberhasilan mereka dalam bertahan hidup di lingkungan yang penuh tantangan.
Selain itu, penemuan ini menunjukkan perkembangan kebudayaan manusia purba yang semakin kompleks, meskipun masih terbatas pada praktik berburu dan meramu.
Pada masa ini, bukti-bukti mengenai kegiatan spiritual manusia purba belum dapat ditemukan, terutama di Indonesia.
Namun, penemuan fosil ini tetap menjadi sumber penting untuk memahami jejak langkah manusia purba yang mengilhami perkembangan manusia modern.
Penemuan fosil manusia purba yang ditemukan pada Pleistosen Atas membawa pemahaman yang lebih dalam tentang evolusi manusia di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Dengan mempelajari fosil-fosil ini, banyak hal yang dapat diungkap tentang cara hidup dan perkembangan kebudayaan manusia purba. (Khoirul)