Konten dari Pengguna

Gedung yang Menjadi Saksi Bisu Berdirinya Tri Koro Dharmo

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 Maret 2024 22:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tri Koro Dharmo dibentuk di gedung. Sumber foto: Lan Yao by pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tri Koro Dharmo dibentuk di gedung. Sumber foto: Lan Yao by pexels.com
ADVERTISEMENT
Tri Koro Dharmo adalah organisasi pemuda yang lahir di era pergerakan nasional dan berkaitan dengan upaya pergerakan menjelang kemerdekaan. Tri Koro Dharmo dibentuk di gedung sekolah kedokteran untuk pribumi STOVIA.
ADVERTISEMENT
Organisasi ini sama dengan organisasi pergerakan nasional lainnya yang dilakukan tidak menggunakan kontak senjata. Pada dasarnya, Tri Koro Dharmo menjalankan pergerakan menggunakan pendidikan dan strategi yang lebih koperatif.
Dikutip dari buku Sejarah untuk SMP dan MTs karya Dr. Nana Nurliana Soeyono, MA dan Dra. Sudarini Suhartono, MA, berikut ini gedung yang menjadi saksi bisu berdirinya Tri Koro Dharmo.

Tri Koro Dharmo Dibentuk di Gedung STOVIA

Ilustrasi Tri Koro Dharmo dibentuk di gedung, sumber foto: Yeremia Ganda by pexels.com
Organisasi Tri Koro Dharmo ini memiliki anggota para pemuda sekolah menengah. Tri Koro Dharmo dibentuk di gedung STOVIA, Batavia yang sekarang terkenal dengan nama Jakarta.
Gedung STOVIA merupakan gedung sekolah kedokteran yang didirikan Belanda dengan nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau STOVIA. Bangunan ini berdiri sejak tahun 1899 di atas lahan seluas 15.742 meter persegi.
ADVERTISEMENT
Bangunan yang kental dengan arsitektur Belanda ini dilapisi tembok-tembok tebal dan kokoh yang masih utuh hingga saat ini. Sejak awal gedung STOVIA ini memang digunakan sebagai gedung sekolah atau asrama kedokteran STOVIA.
STOVIA sendiri mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang, di mana awalnya bernama Sekolah Dokter Jawa pada tahun 1851. Kemudian mengalami beberapa perubahan fungsi saat pemerintah Belanda.
Baru pemanfaatan gedung STOVIA berubah total ketika penjajahan Jepang sekitar tahun 1942. Selama 12 tahun lebih gedung pertama difungsikan sebagai kamar tahanan pasukan Belanda yang melawan pemerintah Jepang.
Sejak tahun 1945 hingga 1973, gedung tua ini dimanfaatkan sebagai hunian keluarga tentara Belanda dan keluarga asal Ambon. Kemudian pada 20 Mei 1974 gedung ini diresmikan sebagai Gedung Kebangkitan Nasional oleh Presiden Soeharto.
ADVERTISEMENT
Peresmian gedung STOVIA ini bertepatan dengan peringatan Kebangkitan Nasional. Setelah resmi menjadi Museum Kebangkitan Nasional, gedung ini ditetapkan menjadi Benda Cagar Budaya.
Tri Koro Dharmo dibentuk di gedung STOVIA, Jakarta yang menjadi saksi bisu terbentuknya organisasi pemuda yang memperjuangkan kemerdekaan. Bukan hanya sebagai saksi bisu Tri Koro Dharmo, tetapi ada banyak kisah bersejarah dari gedung STOVIA Jakarta ini. (DSI)